Tulisan ilmiah
populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami
masyarakat umum.Dari segi topik bahasan,
tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan
masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih
sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat
awam.
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan
sebagai berikut.
1.
Bahan
: Menyajikan fakta yang benar
/ objektif, dapat dibuktikan
2.
Penyajian :
Menggunakan bahasa yang cermat (formal dan konkret),
sistematis (sesuai dengan langkah kerja).
1. Sikap
Penulis : Jujur (tidak
berlebih-lebihan atau mengurangi ssuatu); objektif (tidak mengejar keuntungan
pribadi).
4. Penyimpulan
: berdasarkan fakta dan tidak
emotif.
Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi
syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, ada 5 langkah
pokok proses ilmiah.
1. Mengenali
dan merumuskan masalah
2. Menyusun
kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3. Merumuska
hipotesis ( dugaan hasil sementara )
4. Menguji
hipotesis
5. Menarik
kesimpulan
Secara terperinci, ciri – ciri karya ilmiah populer
diurutkan sebagai berikut.
1.
Bahan
:
Menyajikan fakta objektif
2.
Penyajian
:
Menggunakan bahasa yang cermat,tidak terlalu formal tapi
tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
3. Sikap Penulis
:
Tidak memancing pertanyaan – pertanyaan yang meragukan, mengimbau perasaan
pembaca agar seolah – olah mereka menghindari sendiri.
4. Penyimpulan
:
memberikan fakta bebicara sendiri sekalipun didahului dengan membimbing dan
mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi.
Kalau kita rumuskan, pengertian karya imiah populer adalah
karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik
penyajian yang sederhana mengenai hal – hal kehidupan sehari – hari.
Mengingat sasaran baca karya ilmiah populer adalah
masyarakat umum, hampir tidak ada bentuk penyusunan karya ilmiah populer ini
yang baku. Kebiasaan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan para penulis
untuk membentuk teknis penulisan sendiri –
sendiri.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang
berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini
dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai
pada majalah, koran atau tabloid. Dengan demikian, kita dapat berlatih dengan
mengenali sarana baca yang potensial menjadi tempat yang dituangkannya karya
ilmiah populer. Contoh karya ilmiah popular yang mudah diperoleh ialah majalah
dan koran.
Dalam menganalisis karya ilmiah mahasiswa, ada dua hal yang
dapat dijadikan patokan baik tidaknya sebuah karya ilmiah, yakni : fakta dan
penalaran. Fakta yang berterima adalah fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Sedangkan penalaran yang berterima adalah penalaran yang logis.
Contoh :
Kuiper Belt ObjectBelt Object
Apakah pluto benar-benar sebuah planet? Ini bukanlah pertanyaan yang mengada-ada. Memang sejak berpuluh-puluh tahun, baik para astronom maupun masyarakat awam beranggapan bahwa Pluto adalah planet ke-9 dalam tata surya kita. Namun demikian, sejak tahun 1992 pandangan tersebut perlahan-lahan mulai berubah ketika para astronom menyadari bahwa selepas orbit Neptunus terdapat sebuah daerah orbit dimana didapati sekitar 70.000 objek kecil, beku berbalut es yang bergerak lambat mengorbit matahari.
Sekumpulan
objek yang mengorbit pada daerah yang kemudian dinamai sebagai Sabuk Kuiper
Belt itu kemudian diberi sebutan sebagai Kuiper Belt Object (juga
dikenal sebagai Trans Neptunian Object), mengambil nama seorang astronom
Belanda-Amerika, Gerard P Kuiper yang pada tahun 1951 mempelopori
gagasan bahwa tata surya kita memiliki anggota yang letaknya sangat jauh.
Akan
halnya Pluto, objek yang belakangan diketahui memiliki satelit alam yang
dinamai Charon ini kemudian menjadi ajang perdebatan diantara para astronom.
Diantara semua planet anggota tata surya, Pluto memang memilki beberapa ciri
yang ganjil. Selain ukurannya yang tergolong "mini" dibandingkan
planet-planet lainnya, garis edarnya yang sangat lonjong juga eksentrik, dimana
dalam periode tertentu garis edar Pluto memotong orbit Neptunus menjadikan
Neptunus sebagai planet terluar dari tata surya. Pluto juga diketahui memiliki
massa yang sangat kecil, kurang lebih hanya 1/400 massa planet Bumi. Tidak
heran, beberapa astronom lebih suka menggolongkan objek yang ditemukan oleh Clyde
Tombaugh pada tahun 1930 berdasarkan posisi yang diperhitungkan oleh Percival
Lowell ini sebagai Objek Kuiper Belt yang terbesar diantara
objek-objek sejenisnya. Walaupun masih menyisakan ketidak puasan, "krisis
identitas" ini akhirnya mereda ketika pada bulan Februari 1999, The
International Astronomical Union (IAU) menetapkan bahwa Pluto tetap digolongkan
sebagai sebuah planet.
Kembali
kepada Objek Kuiper Belt, objek ini ternyata menyimpan banyak hal yang
menarik perhatian para astronom untuk menelitinya. Pada Desember 2000, saat
meneliti objek dengan nomor katalog 1998 WW31, astronom Christian Veillet
dan dua koleganya menemukan bahwa objek yang ditemukan dua tahun sebelumnya ini
memiliki pasangan yang saling mengedari (binary object). Hasil pengamatan
menggunakan teleskop Canada-France-Hawaii yang berdiameter 3,6 meter di Hawaii
ini telah dipublikasikan akhir April 2001 dalam IAU Circular 7610.
Sementara
itu, sebuah objek Kuiper Belt yang dinamai Varuna yang ditemukan
pada November 2000 kini diketahui memiliki ukuran yang cukup besar.
Dibandingkan dengan diameter Pluto (2.200 km) dan Charon (1.200 km), Diameter
Varuna yang sekitar 900 km itu cukup memperkecil "gap" dalam hal
ukuran antara Pluto dengan objek-objek Kuiper Belt yang sudah ditemukan
sebelumnya yang rata-rata berdiameter hanya sekitar 600 km.
Hal-hal
menarik lain berkaitan dengan Kuiper Belt Object diharapkan makin tersingkap
saat fasilitas teleskop infra merah yang direncanakan akan diluncurkan oleh
pesawat ulang alik pada tahun 2002 mulai beroperasi. Instrumen ini diharapkan
dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai ukuran objek-objek
anggota tata surya yang letaknya terbilang jauh.
Referensi :
http://fpmipa.upi.edu/bi/pdf/menulis_kip.pdf
0 komentar:
Posting Komentar