Rabu, 05 Juni 2013

TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL



AKUNTANSI INTERNASIOANAL
PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN, & PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh :
Wahyu Haryanto (21209395)
Eli Kurniawan (23209503)
Heriyanto (24209021)
Rijuha (24209543)

4 EB 20
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2013



BAB 10


PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN
                                                  

Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus-menerus, mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti Internet, konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan pendanaan.      Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategic lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.

PEMBUATAN MODEL USAHA
Survei terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.
1.   Mengidentifikasikan faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2.   Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3.   Mengembangkan sumber-sumber data untuk menditkung pilihan-pilihan strategis.
4.   Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.

ALAT PERENCANAAN

Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu perusahaan dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau untuk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari sumber-sumber selain catatan akuntansi.


PENGANGGARAN MODAL

Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif. Ketika mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau saling tidak bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran; (1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategic, yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.


SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN

Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk menganalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang. Haruskah manajer keuangan internasional mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar negeri atau dari sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi karena :
1.      Investor dalam induk perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2.      Tujuan investasi harus mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal dari domestik.
3.      Pengamatan juga menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi jangka panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup konsolidasi.

Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok bagi investasi luar negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang negara induk perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang bermanfaat bagi induk perusahaan.
Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan risiko yang nilainya lebih tinggi dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.

MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN



Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Misalkan untuk keperluan diskusi semata, unit operasi manufaktur Daimler Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank lokal dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan mengimpor setengah dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS dan akan mengekspor setengah dari basil produksinya ke Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada induk perusahaan, fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalti untuk penggunaan paten induk perusahaan, dan imbalan jasa teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dari fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai dividen. Tampilan 10-2 memberikan gambaran proyeksi arus kas yang perlu diukur.

Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban operasi (yang dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga sama-sama diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus dipertimbangkan, antara lain :
1.   Arus kas Proyek versus induk perusahaan
2.   Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3.   Pendanaan yang bersubsidi
4.   Risiko politik

Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan harga dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing. Jika arus kas dalam mata uang lokal bersifat tetap (yaitu jika perusahaan Rusia tersebut dalam bentuk investasi obligasi), maka pengukuran pengaruh kurs akan bersifat langsung. Di sini depresiasi rebel Rusia terhadap dolar AS mengurangi nilai ekuivalen dolar atas pendapatan bunga di masa depan. Apabila suatu perusahaan manufaktur yang masih beroperasi menghasilkan laba dalam mata uang asing, analisis yang dilakukan akan lebih remit. Perubahan kurs memengaruhi arcs kas operasi bersih. Dengan demikian, pengukuran akuntansi atas pengaruh kurs terhadap masing-masing jenis aktivitas (seperti penjualan domestik vs ekspor, biava domestik vs impor dan pengaruh kumulatif terhadap proyeksi arcs kas) menjadi perlu dilakukan.
Apabila sudut pandang induk perusahaan yang digunakan, arus kas untuk induk perusahaan jarang sekali mencerminkan arus kas perusahaan afiliasi luar negeri. Satu-satunya arus kas yang relevan adalah arus kas yang memiliki konsekuensi langsung terhadap induk perusahaan.
Sumber utama arus kas induk perusahaan meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalti, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar lokal ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas. Perbedaan ini dapat memengaruhi pajak penghasilan perusahaan dan arus kas.
Dengan demikian, diperlukan estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs masa depan yang digunakan untuk mengonversikan arus kas luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan. Akhirnya, provisi yang berkaitan dengan pengenaan pajak atas sumber laba luar negeri harus dipertimbangkan.


BIAYA MODAL MULTINASIONAL

Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut:

Ka        =    rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke        =    biaya ekuitas
Ki         =    biaya utang sebelum pajak
E           =    nilai ekuitas perusahaan
D          =    nilai utang perusahaan
S           =    nilai stuktur modal perusahaan (E + D)
T           =    tarif pajak marginal

Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, ke dihitung sebagai berikut ke = Di/Po + g. Meskipun mudah untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham­saham perusahaan multinasional tercatat, Sering kali cukup sukar unhik mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen bergantung pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Mengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan.Terlebih lagi, pengukuran tingkat pertumbuhan dividen, suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan, diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerintah lainnya dalam transfer dana lintas Batas.
Pertimbangan pajak lainnya juga berlaku apabila sebuah perusahaan multinasional meminjam dana pada beberapa pasar modal hear negeri. Tarif pajak kini dan prospektif di masing-masing pasar luar negeri selama masa pinjaman harus dipertimbangkan. Status pembayaran bunga yang dapat dikurangkan pajak harus diperiksa lagi, karena tidak semua otoritas pajak nasional mengakui pengurangan bunga (khususnya jika pinjaman yang terkait dilakukan antarpihak-pihak yang berhubungan istimewa). Lagi pula, pengakuan pajak tang­guhan, yang timbal pada saat laba untuk keperluan pajak berbeda dari laba untuk keperluan pelaporan eksternal, menjadi praktik yang diterima secara umum di banyak negara-negara industri maju yang menjadi tempat operasi MNC. Karena pajak tangguhan dianggap sebagai kewajiban tanpa bunga yang perlu dibayar, orang dapat bertanya apakah pajak tangguhan ini benar-benar merupakan suatu sumber pendanaan tanpa bunga dan harus dimasukkan dalam menentukan biaya modal. Meskipun gagasan ini memiliki beberapa masukan ber­harga, kami tidak menyakini bahwa perhitungan biaya modal harus memasukkan pajak tangguhan.
Untuk mengimplementasikan teori penganggaran modal internasional dalam praktik, tidaklah selalu langsung dan tidak mudah dilaksanakan. Dalam praktik nyata, aspek proses penganggaran modal yang paling sukar dan paling penting adalah memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya dalam lingkungan internasional, di mana perbedaan iklim, budaya, bahasa, dan teknologi informasi makin memperumit masalah ini.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Penyusunan sistem informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal kru­sial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan yang dijelas­kan di atas. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasional secara ala­miah lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu negara.

Isu yang Berkaitan dengan Sistem

Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat." Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali, kerumitan ini.
Kebutuhan informasi para perencana keuangan regional atau perusahaan berupa baik data operasi maupun lingkungan. Informasi yang dibutuhkan dari akuntan manajemen di lapangan bergantung pada seberapa banyak kekuasaan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh para manajer lokal. Semakin besar kekuasaan manajer lokal; semakin sedikit informasi yang disampaikan kepada kantor pusat.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh spesialis sistem adalah merancang sistem informasi perusahaan yang memungkinkan para manajer keuangan untuk memberikan respons yang tepat terhadap fenomena kompetisi global. Kondisi terus berubah. Dikarenakan deregulasi pasar dan pengurangan hambatan tarif, perusahaan semakin mampu untuk memasuki pasar-pasar luar negeri baik secara langsung maupun tidak langsung melalui usaha patungan, aliansi strategi, dan bentuk kerja sama lainnya. Hal ini semakin banyak membuka akses terhadap intensitas kompetisi di mana perusahaan mengadopsi strategi untuk; (1) melindungi pangsa pasar di tempat asal, (2) melakukan penetrasi terhadap pasar asal para pesaing untuk merebut pangsa pasar dan pendapatan mereka, dan (3) mendapatkan pangsa pasar yang signifikan di pasar utama negara ketiga.
CEO memerlukan sistem informasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengendalian secara efektif terhadap strategi produksi, pemasaran, dan keuangan di seluruh dunia.

Masalah Informasi

Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan, manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusunan dan penyampaian tepat waktu. Di sini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal.
Para manajer di lingkungan yang berbeda memiliki perbedaan cara untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah, kerangka waktu keputusan dan bersaing dalam kondisi operasi yang berbeda. Kebutuhan informasi yang berbeda merupakan sebuah konsekuensi langsung. Dengan demikian, timbul suatu masalah yang mendasar bagi perusahaan multinasional. Manajer lokal mungkin memerlukan informasi keputusan yang berbeda dari manajemen kantor pusat. Masalah informasi utama lainnya adalah pertanyaan mengenai translasi.







INFORMASI MANAJEMEN DAN HIPERINFLASI

Suatu kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
Dalam sebuah pasar persaingan sempurna, seluruh transaksi dalam mata uang lokal akan dilakukan secara tunai. Dengan adanya inflasi, timbul keuntungan bagi para pembeli untuk menunda pembayaran selama mungkin dan bagi para penjual untuk mempercepat pengumpulan uang. Tanggal pembayaran ditentukan oleh kekuatan kompetitif pihak-pihak yang bersepakat. Rekomendasi perlakuan pelaporan yang kami berikan menghasilkan angka-angka pelaporan yang dapat diandalkan, secara ekonomi dapat diintepretasikan dan simetris dalam artian bahwa transaksi yang secara ekonomis serupa akan menghasilkan angka-angka laporan keuangan yang serupa ketika ditranslasikan ke dalam suatu mata uang yang umum. Seseorang dapat mengatakan bahwa model ini menggunakan akuntansi akrual dengan mentalitas akuntansi tunai.

ISU-ISU DALAM PENGENDALIAN KEUANGAN

Sekali pertanyaan mengenai sistem pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan para manajer keuangan untuk:
1.   Mengimpelementasikan strategi keuangan global sebuah MNE.
2.   Mengevaluasi sejauh mans strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
3.   Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.

Sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cars yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui; (1) komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2) memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja, dan (4) mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian keuangan yang kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian pads kegiatan anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. Sistem pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak. Dengan demikian, perilaku yang kurang optimal, yang terjadi apabila sebuah subunit berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengorbankan keseluruhan organisasi, dapat diminimalkan. Sistem pelaporan tepat waktu yang secara konstan mengawasi masing-masing unit merupakan motivator yang kuat. Sistem pengendalian yang efisien juga memungkinkan manajemen kantor pusat untuk mengevaluasi rencana strategi perusahaan dan merevisinya bila diperlukan.             Tugas perencanaan strategis perusahaan dibantu dengan suatu sistem informasi yang memberikan informasi kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara signifikan memengaruhi perusahaan. Akhirnya, sistem pengendalian yang baik memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para bawahan dengan memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya atas peristiwa-peristiwa yang dapat mereka kendalikan.
Jika sebuah sistem pengendalian yang didesain baik berguna bagi perusahaan satu nasional, maka sistem ini akan sangat berharga bagi perusahaan multinasional. Sebagaimana yang berulangkali diamati, kondisi yang memengaruhi keputusan manajemen luar negeri tidak saja berbeda, tetapi juga secara terus-menerus berubah.






BAB 11
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, tingkat suku bunga, komoditas, harga sekuritas. Resiko yang dihadapi ini disebut sebagai resiko pasar. Disini resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk:
1.   Resiko Likuiditas : timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2.   Diskontinuitas Pasar : mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3.   Resiko Kredit : Merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4.   Resiko Regulasi : Resiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5.   Resiko Pajak : Merupakan resiko bahwa transaksi hedge (lindung nilai) tertentu tidak dapat  memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6.   Resiko Akuntansi : Merupakan peluang suatu transaksi hedge (lindung nilai) tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dihedge.






Alasan Mengelola Resiko keuangan
1.   Untuk menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan
2.   Memungkinkan perusahaan untuk berkosentrasi pada produksi dan pemasaran
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memiliki peranan yang penting dalam proses resiko manajemen, yaitu :
1.   Mengidentifikasi pengaruh buruk pasar
2.   Mengkuantifikasi keseimbangan yang berhubungan dengan strategi respon resiko alternative
3.   Mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu
4.   Mencatat produk hedge (lindung nilai) tertentu dan mengevaluasi efektifitas program hedge (lindung nilai)

Mengidentifikasi Risiko Pasar
J. P. Morgan mengembangkan kerangka dasar untuk mengidentifikasi berbagai jenis resiko pasar yang disebut dengan kubus pemetaan resiko. Kerangka ini menunjukkan hubungan berbagai macam resiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Pemicu nilai ini mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Resiko pasar mencakup resiko kurs valuta asing dan suku bunga serta resiko harga komoditas dan sekuritas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan resiko melihat hubungan antara resiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Penjelasan :
Baris pertama kubus eksposur (pengaruh buruk) yang dihadapi mana-jemen yaitu resiko suku bunga yang mempengaruhi pendapatan perusahaan dengan cara penjualan kredit yang umumnya ditagih setelah melewati periode tertentu (yaitu 30, 60 atau 90).
Peningkatan suku bunga sebelum piutang ditagih akan mengurangi imbalan perusahaan dari penjualan. Penjualan kredit dalam mata uang asing akan menghasilkan pendapatan yang lebih rendah dari pada yang diharapkan dalam mata uang induk perusahaan seandainya mata uang asing tersebut kehilangan nilainya sebelum penagihan. Harga komoditas yang berfluktuasi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan.
Sedangkan dimensi ketiga kubus pengaruh buruk manajemen melihat bagaimana pengruh buruk yang dihadapi pesaing (seperti resiko pasar) dapat mempengaruhi perusahaan. Yang dimana disebut resiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon resiko. Dimana manajemen lebih suka untuk mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi dibandingkan harus melakukan hedge (lindung nilai) apabila biaya perlindungan resiko dirasakan lebih tinggi dari pada manfaatnya.
Disini akuntan harus mengukur manfaat dari hedge dan dibandingkan dengan biaya ditambah biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang yang berasal dari spekulasi pergerakan pasar.
Mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi resiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi resiko : translasi dan transaksi.
1.   Potensi Resiko Translasi
2.   Potensi Resiko Transaksi

Potensi resiko translasi
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan kedalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah. Berdasarkan definisi ini, pos-pos neraca dalam mata uang asing yang terpapar esiko kurs adalah pos-pos yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini (dan bukan kurs histories). Dengan demikian, potensi resiko translasi diukur berdasarkan perbedaan antara aktiva dan kewajiban perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar.
Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi resiko positif. Devaluasi mata uang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi resiko negative apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Format pelaporan potensi resiko multi mata uang menawarkan banyak keuntungan bila dibandingkan format pelaporan mata uang tunggal. Dalam satu sisi informasi yang disediakan jauh lbih lengkap.




Pos-pos yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini
Pos-pos yang ditranslasikan berdasarkan kurs historis
Total Potensi Resiko
Kategori dalam laporan laba rugi
Mata uang local
(jumlah)
Mata uang asing
(jumlah)
Kurs konversi
Nilai ekuivalen lokal
Mata uang local
(jumlah)
Mata uang asing
(jumlah)
Kurs konversi
Nilai ekuivalen lokal
Pendapatan (menurut kategori)
Dikurangi :
Biaya Penjualan (menurut kategori)









Laba Kotor









Dikurangi :
Beban (menurut kategori)
Laba sebelum beban bunga dan pajak









Laba sebelum pajak









Pajak









Laba Bersih









Posisi potensi resiko positif bersih









Posisi dilindungi bersih









Posisi tak terlindungi bersih










Laporan multi mata uang juga memungkinkan induk perusahaan untuk menggabungkan laporan potensi resiko yang serupa dari seluruh anak perusahaan luar negerinya dan melakukan analisis secara terus menerus potensi resiko translasi di seluruh dunia berdasarkan mata uang nasional.
Potensi resiko transaksi
Potensi resiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Laporan potensi resiko transaksi multi mata uang untuk anak perusahaan berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konven-sional tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi, seperti kontrak forward mata uang asing,  komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Laporan potensi resiko ini tidak memasukkan pos-pos yang tidak secara langsung berkaitan dengan transaksi mata uang asing (seperti kas ditangan). Laporan potensi resiko transaksi juga memiliki sudut pandang yang berbeda dari laporan potensi resiko translasi. Laporan resiko translasi menggunakan sudut pandang induk perusahaan.

Potensi Resiko Akuntansi versus Ekonomi
Penyusunan laporan arus kas multi mata uang membantu dalam meng-awasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk masing-masing mata uang yang digunakan dalam kegiatan usaha. Laporan arus kas multi mata uang mene-kankan potensi resiko yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode anggaran yang berlaku. Penerimaan kas untuk masing-masing mata uang nasional meliputi penerimaan penjualan kredit sekarang dan yang akan dilakukan di masa depan, penjualan aktiva dan kegiatan lain yang menghasilkan uang tunai. Pengeluaran kas multi mata uang berupa pengeluaran untuk kewajiban kini dan yang akan dilakukan di masa depan, jasa pinjaman, dan pembelian tunai lainnya.
Istilah potensi resiko ekonomi menunjukkan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga masukan dan keluaran perusahaan relative terhadap harga competitor luar negeri. Potensi resiko ekonomi atau operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan potensi resiko translasi atau transaksi. Dengan demikian, pengelolaan atas potensi resiko semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis dan bukan taktis. Teknologi yang lebih baru ini mencakup opsi pilihan lindung nilai berikut ini :
a.  Perusahaan dapat memilih untuk lindung nilai structural yang mencakup pemilihan atau relokasi tempat menufaktur untuk mengurangi potensi resiko operasi usaha secara keseluruhan. Namun, demikian tindakan seperti ini mungkin mengorbankan skala ekonomi yang sudah ada, yang dapat mengurangi perkiraan tingkat imbalan usaha.
b.  Induk perusahaan dapat mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan resiko dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi. Dengan demikian, potensi resiko operasi yang dihadapi perusahaan secara keseluruhan dapat diminimalkan. Strategi ini memerlukan pengamatan yang seksama atas hasil operasi masing-masing unit usaha setelah dikoreksi terhadap pengaruh potensi resiko operasi.


Istilah potensi resiko ekonomi atau operasi menempatkan beban yang baru pada akuntan manajemen. Pengukuran potensi resiko operasi yang tepat memerlukan pemahaman struktur pasar dimana perusahaan dan pesaingnya melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena potensi resiko operasi cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidak pastian dalam hal dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka, maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi operasi dan periode waktu.
Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai (HEDGE)
Produk lidung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, meng-hilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya, tetapi tidak terbatas hanya pada keempat hal ini.
Isu akuntansi yang berkaitan dengan produk lindung nilai (hedge) valas berkaitan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan berpusat pada apakah instrument lindung nilai harus diakui sebagai aktiva atau kewajiban didalam laporan keuangan.
a.      Kontrak Forward Valas


Keuntungan/Kerugian
Diskon/Premium
Transaksi mata uang asing yang belum terselesaikan
Diakui dalam laba kini
Diakui dalam laba kini
Komitmen mata uang asing yang dapat diidentifikasikan
Diakui dalam laba kini
Diakui dalam laba kini
Posisi Aktiva (Kewajiban) bersih terpapar


a. Mata uang asing adalah mata uang fungsional
Diungkapkan dalam komponen ekuitas konsolidasi secara terpisah
Perlakuan yang sama seperti keuntungan/fungsional kerugian terkait, atau laba kini
b. Mata uang induk peusahaan adalah mata uang fungsional
Diakui dalam laba kini
Diakui dalam laba kini
Spekulasi
Diakui dalam laba kini
N/A

Kontrak forward mengimbangi resiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Kontrak forward juga melindungi nilai antisipasi utang atau piutang dalam mata uang asing dan dapat digunakan untuk berspekulasi dalam mata uang asing. Kontrak ini tidak diperdagangkan pada bursa efek. Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang, berdasarkan kurs tetap (kurs forward).
Perbedaan antara kurs forward dan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak menimbulkan adanya premium (apabila kurs forward > kurs spot) atau diskon (kurs forward < kurs spot). Kontrak forward juga menimbulkan kerugian atau keuntungan transaksi apabila kurs pada tanggal transaksi berbeda dari kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
b. Future Keuangan
Future merupakan komitmen untuk membeli dan menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Future juga digunakan untuk penyelesaian tunai selain penye-rahan dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak. Perjanjian future merupakan  kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi standar yang berkaitan dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan dinilai berdasarkan nilai pasar. Kerugian atas kontrak future menimbulkan margin (margin call), sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai. Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan untuk memanfaatkan anomaly jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.
c.  Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
Pembeli opsi call membayar premium untuk opsi dan manfaatnya jika harga aktiva yang mendasari lebih tinggi daripada harga eksekusi pada saat jatuh tempo. Pembeli opsi put memperoleh manfaat jika harga menurun dibawah harga eksekusi saat tanggal kadaluarsa.
Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Untuk membatasi resiko penurunan nilai, pembeli dapat memperoleh bull call spread. Strategi perdagangan ini mencakup membeli call dan secara bersamaan menjual call yang serupa dengan harga eksekusi yang lebih tinggi. Premium yang dibayarkan atas eksekusi call yang lebih rendah sebagian akan diimbangi dengan jumlah yang diterima dari penjualan call yang berharga lebih tinggi. Profit maksimum yang diperoleh adalah perbedaan antara harga eksekusi dikurangi premium bersih. Premium bersih sebenarnya adalah angka maksimum kerugian potensial terhadap selisih (spread), dengan mengabaikan biaya transaksi.
d. Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak dapat diakses dengan biaya yang relative rendah.






BAB 12
PENETAPAN HARGA TRANSFER
DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

            Dari seluruh variable lingkugan yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan, hanya variable mata uang asing yang memiliki pengaruh sama besarnya dengan variable perpajakan. Factor pajak sangat mempengaruhi keputusan mengenai di mana perusahaan melakukan investasi, bentuk organisasi apa yang digunakan, bagaimana cara mendanainya, kapan dan di mana untuk mengakui elemen-elemen pendapatan, beban dan berapa harga transfer yang dikenakan.
            Perpajakn merupakan beban terbesar bagi kebanyakan usaha. Oleh karenanya, merupakan hal yang wajar bagi manajemen untuk meminimalkan pajak internasional bila dimungkinkan; akan tetapi berbeda dengan biaya operasi langsung seperti tenaga kerja dan bahan mentah, manajemen memiliki pengendalian terbatas terhadap beban pajak.
            Variabel-variabel ini mencakup perbedaan utama dalam sistem pajak nasional (yaitu bagaimana Negara mengenakan pajak terhadap usaha yang beroperasi di daerah yuridisnya), upaya nasional untuk masalah perpajakan ganda (yaitu bagaimana Negara mengenakan pajak terhadap laa entitas usaha nasional yang bersumber dari luar negeri.

Konsep Awal
            Konsep ini mencakup istilah netralitas pajak dan ekuitas pajak. Netralitas pajak berarti bahwa pajak tidak memiliki pengaruh (tatau netral) terhadap keputusan alokasi sumber daya. Dengan kata lain, keputusan bisnis di dorong oleh fundamental ekonomi, seperti tingkat imbalan, dan bukan pertimbangan pajak.Ekuitas pajak berarti wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip serupa semesinya membayar pajak yang sama, tetapi terdapat ketidak setujuan antar bagaiman menginterpretasikan konsep ini.
            Dalam kasus ini, laba yang berasal dari luar negeri harus dikenakan pajak dengan jumlah yang sama dengan perusahaan lain di negara itu, yaitu berdasarkan tarif pajak negara asing.


Keanekaragaman Sistem Pajak Nasional
            Suatu perusahaan dapat melakukan bisnis internasional dengan mengekspor barang dan jasa atau dengan melakukan investasi asing langsung atau tidak langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di negara yang melakukan impor, karena sulit sekali bagi negara pengimpor untuk menetapkan pajak yang dikenakan atas eksportir luar negeri.

Macam-Macam Pajak
·         Pajak Langsung, seperti pajak penghasilan, midah untuk dikenali dan umumnya diungkapkan pada laporan keuangan perusahaan.
·         Pajak Tidak Langsung, seperti pajak konsumsi, tidak dapat dikenali dengan jelas dan tidak terlalu sering diungkapkan. Umumnya pajak tidak langsung tersembunyi dalam pos “biaya dan beban lain-lain”.
·         Pajak Penghasilan Perusahaan, mungkin digunakann secara lebih luas untuk menghasilkan pendapatan bagi pemerintah dibandingkan dengan pajak utama lainnya, dengan kemungkinan pengecualian untuk bead an cukai.
·         Pajak Pungutan, adalah pajak yang dikenakan pemerintah terhadap deviden, bunga dan pembayaran royalty yang diterima oleh investor asing. Pajak ini umunya dipungut oleh perusahaan pembayar bunga dari sumbernya, yang kemudian membayarkan hasil pungutan itu kepada pengumpul pajak di negara asal.
·         Pajak Pembatalan nilai, merupakan pajak konsumsi yang ditemukan di Eropa dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan terhadap nilai tambah dari setiap tahap produksi atau distribusi. Pajak ini berlaku untuk total penjualan dikurangi dengan pembelian unit penjual perantara.
·         Pajak Perbatasan, seperti bea cukai dan bea impor, umumnya ditujukan untuk menjaga agar barang domestic dapat bersaing dalam harga dengan barang impor. Dengan demikian, pajak yang dikenakan terhadap impor umumnya dilakukan secara pararel dan pajak tidak langsung lainnya dibayarkan oleh produsen domestic barang yang sejenis.
·         Pajak Transfer, merupakan jenis pajak tidak langsung lainnya. Pajak ini dikenakan terhadap pengalihan (transfer) objek antar pembayar pajak dan dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis sepeti struktur akuisisi.
Beban Pajak
Banyak pertimbangan lain yang dapat secara signifikan mempengaruhi beban pajak efktif bagi perusahaan miltinasional. Perbedaan nasioanal dalam definisi penghasilan kena pajak juga merupakan hal yang penting.
Misalkan depresiasi. Dalam teori, sebagian biaya aktiva dikatakan menjadi kadarluarsa jika aktiva tersebut habisdigunakan untuk memproduksi pendapatan. Apabila dikonsumsi secara merata dalam setiap periode pelaporan, porsi biaya yang setara umunya dibebankan pada setiap periode untuk keperluan pelaporan keuangan eksternal.
Pos-pos lain yang tercatat menjadi sumber perbedaan antar Negara dalam beban pajak efektif berkaitan dengan overhead social Negara tuan rumah. Untuk menarik investasi asing, negara-negara industri kurang maju sering kali mengenakan tariff pajak perusahaan yang lebih rendah dari pada negara-negara industri maju. Namun demikian, Negara-negara dengan pajak langsung yang rendah memerlukan dana untuk membiyai pemerintah dan jasa social lainnya seperti halnya negara lain.
Ketika semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal, banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata, terif pajak efektif jarang sekali sama dengan tariff pajak nominal. Dengan demikian, tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antar negara pada tariff pajak wajib saja.

Sistem Administrasi Pajak

a.       System Klasik
Pajak penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan pada tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham. Sebagai contoh, misalkan suatuinduk perusahaandi Zonalia (suatu negara fiktif) yang dikenakan pajak penghasilan perusahaan sebesar 33%, menghasilkan laba 100 zonos (z) dan membagi deviden sebesar 100% kepada pemegang saham tunggal, yang berbeda dalam keranjang pajak 30%. Pajak efektif yang di bayarkan atas penghasilan perusahaan ditentukan sebagai berikut:
     





Laba perusahaan                                                                           Z100,00
ü  Pajak penghasilan sebesar 33%                                                                33,00
=    Laba bersih (dan deviden yang dibayarkan)                                 Z   67,00
Deviden                                                                                              Z   67,00
ü  Pajak penghasilan pribadi sebesar 30%                                                    20,10
=    Jumlah bersih untuk pemegang saham                                          Z  46,90
                       
Total pajak yang di bayarkan atas penghasilan perusahaan sebesar Z 100:
      Pajak penghasilan                                                                                Z  33,00
      Pajak penhasilan pribadi                                                                         20,10
      Total                                                                                                    Z  53,10

b.      Sistem Terintegrasi
Pajak perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas pendapatan perusahaan.

c.       Kredit pajak atau sistem imputasi
Merupakan jenis sistem pajak  terintegrasi yang umum. Berdasarkan sistem ini, pajak dikenakan terhadap pendapatan perusahaan, tetapi sebagian dari pajak yang di bayarkan dapat diperlakukan sebagai kredit terhadap pajak penghasilan pribadi jika deviden dibagikan kepada para pemegang saham.
Asumsikan pula bahwa pemegang saham menerima kredit pajak sebesar 25% dari deviden yang diterima. Berdasarkan asumsi ini, total pajak yang dibayarkan ditentukan sebagai berikut:
Pajak Perusahaan                                                                                Z 100,00
-     Pajak penghasilan sebesar 33%                                                     Z   33,00
=    Laba bersih dan deviden yang di bayarkan                                  Z   67,00         
Penghasilan deviden untuk pemegang saham                         Z   67,00
+    Kredit pajak sebesar 25%                                                             Z   16,75
=    Deviden gross-up                                                                          Z   83,75
Kewajiban pajak penghasilan sebesar 30%                                         Z   25,12
-     Kredit pajak                                                                                  Z   16,75
=    Pajak dari pemegang saham                                                          Z     8,37

 Total pajak yang di bayarkan atas pendapatan perusahaan sebesar Z100:
      Pajak perusahaan                                                                                 Z   33,00
Pajak penghasilan pribadi                                                                          8,37
Total                                                                                                    Z   41,37

Contoh ini menggambarkan sistem imputasi parsial di mana pengenaan pajak berganda hanya dikurangi tetapi tidak di hilangkan. Imputasi penuh menghilangkan pengenaan pajak berganda.
d.      Sistem Pemisahan Tarif
Merupakan jenis sistem pajak terintegrasi yang lain, di mana pajak yang lebih rendah dikenakan atas laba yang dibagikan (yaitu deviden) dan bukan berdasarkan laba ditahan. Cara lain untuk mengurangi pengenaan pajak berganda adalah dengan mengecualikan deviden sebesar persentase tertentu dari pengenaan pajak pribadi, sebagaimana yang dilakukan Jerman sekarang atau dengan mengenakan pajak deviden berdasarkan tarif yang lebih rendah dari pada tarif pribadi.

Insentif Pajak Luar Negeri
Negara-negara yang bermaksud untuk mempercepat perkembangan ekonomi cukup menyadari manfaat bisnis internasional. Banyak negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktifa tetap dari proses proses industri baru aau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa periode waktu (pembebas pajak-tax holiday).



Kompetisi Pajak yang Membahayakan
            Organisasi Keja Ekonomi dan Pembangunan (organizatition for Economic Coorperation and Development-OECD) mencoba untuk menghentikan kompetisi pajak yang dilakukan oleh beberapa Negara surga pajak. Sebenarnya, kompetisi pajak itu akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih efisien. Di sisi lain, kompetisi itu akan berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak dari pemerintah yang sebenarnyamemerlukan pendapatan tersebut untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha. OECD secara khusus  mengkhawatirkan bahwa negara-negara surga pajak akan memungkinkan kalangan usaha untuk menghindari atau mencurigai pajak negara lain. Sebenarnya yang disebut sebagai anak perusahaan plat nama (brass plate) tidak memiliki pekerjaan nyata yang terkait: Perusahaam terrsebut tidak memiliki kegiatan yang substansial dan hanya menyalurkan transaksi keuangan melalui negara surga pajak untuk meghindari pajak negara lain.

Harmonisasi Internasional
Mempertimbangkan perbedaan sistem pajak di seluruh dunia, harmonisasi kebijakan pajak secara global akan terlihat cukup bermanfaat. Uni Eropa menghabiskan banyak energi dalam hal ini karena sedang berupaya untuk menciptakan pasar tunggal.

Pemajakan Terhadap Sumber Laba Dari Luar Negeri Dan Pemajakan Ganda
            Setiap negara mengklaim hak untuk mengenakan pajak terhadap laba yang dihasilkan di dalam wilayahnya. Namun demikian, filosofi nasional atas pengenaan pajak terhadap sumber-sumber dari luar negeriitu berbeda-beda dan ini merupakan hal yang penting dari sudut pandang seorang perencana pajak. Hal ini mencerminkan gagasan bahwa beban pajak prusahaan afiliasi luar negeri harus setara dengan para pesaing lokalnya. Perusahaan afiliasi luar negeri dari perusahaan lokal dipandag sebagai perusahaan luar negeri yang kebetulan dimiliki oleh penduduk lokal.





Kredit Pajak Luar Negeri
            Berdasarkan prinsiip pemajakan seluruh dunia, laba luar negeri yang diperoleh sebuah perusahaan domestik terkena pajak yang dikenakan secara penuh baik di negara tuan rumah maupun negara asal. Untuk menghindari keengganan kalangan usaha untuk berekspansi ke luar negeri dan untuk mempertahankan konsep netralitas luar negeri, tempat domisili induk perusahaan (negara tempat kedudukan) dapat memilih untuk dapat memperlakukan pajak luar negeri yang di bayarkan sbagai kredit terhadap kewajiban pajak domestik induk perusahhaan atau deduksi sebagai pengurang atas penghasilan kena pajak.
            Kredit pajak luar negeridapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan yang di bayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang dipungut pada sumbernya, seperti deviden, bunga, dan royaltiyang dikirimkan kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkirakan jika jumlah pajak penghasilan luar negeri yang di bayarkan tidak terlampau jelas (yaitu ketika anak perusahaan luar negeri mengirimkan sebagian laba yang bersumber dari luar negeri kepada induk perusahaan domestik).
            Kredit pajak tidak langsung luar negeri yang diperbolehkan (pajak penghasilan luar negeri yang dianggap terbayar) ditentukan dengan cara sebagai berikut:

      Pembayaran deviden (termasuk seluruh pajak pungutan)
      X   pajak asing yang dapat dikreditkan
                Laba setelah pajak penghasilan luar negeri


Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi biaya internal di antara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah. Yang paling umum adalah alokasi beban overhead perusahaan kepada perusahaan afiliasi di negara-negara dengan pajak tinggi. Alokasi beban jasa tersebut seperti sumber daya manusia, teknologi dan riset serta pengembangan akan memaksimalkan pengurangan pajak untuk perusahaan afiliasi di nsgara dengan pajak tinggi.


Lokasi dan Penentuan Harga Transfer
Lokasi sistem produksi dan distribusi juga menawarkan keuntungan pajak. Dengan demikian pejualan akhir barang atau jasa dapat disalurkan melalui perusahaan afiliasi yang berlokasi di wilayah yurisdiksi yang menawarkan kekebalan atau penangguhan pajak. Alternatif lainnya, suatu perusahaan manufaktur di negara dengan pajak tinggi dapat memperoleh komponen dari perusahaan afiliasi yang berlokasi di negara-negara dengan pajak rendah untuk meminimalkan pajak perusahaan untuk kelompok usaha secara keseluruhan. Elemen yang diperlukan dari strategi tersebut adalah harga yang digunakan untuk mengalihkan barang dan jasa antarperusahaan dalam kelompok. Laba bagi sistem perusahaan secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan menentu harga transfer yang tinggi atas komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan di negara-negara dengan tingkat pajak yang relatif rendah dan harga transfer rendah atas komponen-komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan yang berada di negara-negara dengan tarif pajak yang relatif tinggi.
            Penentuan harga transfer telah menarik perhatian seluruh dunia. Pentingnya isu ini terlihat sangat jelas pada saat kita mengenali bahwa penentuan harga transfer (1) secara internasional dilakukan pada skala yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi domestik, (2) dipengaruhi olah lebih banyak variabel bila dibandingkan dengan yang ditemukan pada lingkungan yang sangat domestik, (3) berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu industri ke industri lain dan dari satu negara ke negara lain, dan (4) mempengaruhi hubungan sosial, ekonomi, dan politik dalam entitas usaha multinasional, dan kadang-kadang seluruh negara. Penentuan harga transfer merupakan masalah pajak internasional terpenting yang dihadapi MNC dewasa ini.









Penentuan Harga Transfer Internasional: Variabel Yang Rumit
Kebutuhan untuk penentuan harga transfer muncul apabila barang dan jasa dipertukarkan di antara unit-unit organisasi dalam perusahaan yang sama. Harga transfer menempatkan nilai moneter terhadap pertukaran antarperusahaan yang terjadi di antara unit operasi dan merupakan pengganti harga pasar. Pada umumnya, harga transfer dicatat sebagai pendapatan oleh satu unit dan biaya oleh unit lainnya. Perusahaan multinasional terhadap sejumlah pengaruh lingkungan yang menciptakan sekaligus menghancurkan peluang untuk meningkatkan laba perusahaan melalui penentuan harga transfer. Sejumlah variabel seperti pajak, tarif, kompetisi, laju inflasi, nilai mata uang, pembatas atas transfer dana, risiko politik, dan kepentingan sekutu usaha patungan sangat memperumit keputusan penentuan harga transfer ini. Bedasarkan masalah-masalah ini, keputusan penentuan harga transfer umumnya mencakup banyak penghapusan, yang sering kalitidak dapat diramalkan atau terhitung.

Faktor Pajak
Kecuali jika dibatalkan oleh undang-undang, laba perusahaan dapat ditingkatkan dengan menentukan harga transfer untuk mengalihkan laba dari anak perusahaan yang terdapat di negara-negara dengan tarif pajak tinggi ke anak perusahaan yang berdomisili di negara-negara dengan tarif rendah.
             Pada dasarnya menentukan bahwa transfer antarperusahaan didasarkan pada harga transaksi wajar. Harga transaksi yang wajar merupakan harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan istimewa untuk barang-barang yang sama atau serupa yang dapat diterima adalah (1) metode penentuan harga tidak terkontrol yang sebanding, (2) metode penentuan harga jual kembali, (3) metode penentuan harga biaya plus dan (4) metode penilaian harga lainnya.







Faktor Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga mempengaruhi kebijakan penentuan harga transfer perusahaan multinasional. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang melakukan ekspor kepada anak perusahaan yang berdomisili di negara dengan  tarif yang tinggi dapat mengurangi penerapan tarif denagn merendahkan harga barang dagangan yang dikirimkan.
         Sebagai tambahan atas keseimbangan yang diidenfikasi, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan biaya dan manfaat tambahan, baik eksternal maupun internal. Secara eksternal, sebuah MNC harus menghadapi tiga otoritas pajak yang bersaing dengan petugas bea cukai negara pengimpor dan administrator pajak penghasilan negara pengekspor dan pengimpor. Tarif pajak tinggi yang dibayarkan oleh importer akan menghasilkan dasar pajak penghasilan yang lebih rendah. Secara internal, perusahaan harus mengevaluasi manfaat dari rendahnya (tingginya) pajak penghasilan di negara pengimpor dibandingkanbea masuk yang lebih tinggi (rendah), serta pajak penghasilan potensial yang lebih tinggi (rendah) yang dibayarkan oleh perusahaan di negara pengekspor.

Faktor Daya Saing
Untuk memfasilitast pendirian anak perusahaan di luar negeri, induk perusahaan dapat memasok bahan-bahan mentah kepada anak perusahaan yang ditagih dengan harga yang rendah. Subsidi harga ini dapat dihapuskan secara bertahap seiring dengan menguatnya posisi perusahaan afiliasi luar negeri. Demikian juga halnya, harga transfer yang lebih rendah dapat digunakan untuk melindungi operasi yang sedang berjalan dari pengaruh kompetisi luar negeri yang semakin meningkat pada pasar setempat atau pasar lainnya.
          Pertimbangan daya saing seperti itu harus diseimbangkan terhadap banyak kerugian yang berakibat sebaliknya. Harga transfer untuk alasan-alasan kompetitif dapat mengundang tindakan anti-trust oleh pemerintah negara rumah atau tindakan balasan oleh para pesaing lokal. Secara internal, subsidi harga sebenarnya hanya memberikan manfaat yang sedikit untuk meningkatkan cara berfikir kompetitif di dalam pikiran para manajer yang perusahaannya mendapatkan manfaat dari subsidi ini.



Risiko Lingkungan
Kerugian potensial yang timbul dari risiko devaluasi mata uang yang dihadapi dapat dihindari dengan mengalihkan dana kepada induk perusahaan (perusahaan afiliasi terkait) dengan menggunakan harga transfer yang telah disesuaikan dengan inflasi. Melalui kontrol valuta asing (yaitu pemerintah membatasi jumlah valuta asing yang tersedia untuk mengimpor barang tertentu), harga transfer yang berkurang atas barang-barang impor akan menyebabkan perusahaan afiliasi yang terpengaruh oleh kontrol itu memiliki keinginan lebih banyak melakukan impor.

Faktor Evaluasi Kinerja
Kebijakan harga transfer juga dipengaruhi oleh mereka terhadap perilaku manajemen dan sering kali merupakan penentu kinerja perusahaan yang utama. Sebagai contoh, jika misi dari sebuah perusahaan afiliasi luar negeri adalah untuk menyediakan perlengkapan bagi keseluruhan sistem perusahaan, maka harga transfer yang tepat akan memungkinkan manajemen perusahaan untuk memberikan aliran laba yang stabil kepada perusahaan yang dapat digunakan dalam perbandingan kinerja. Namun demikian akan sulit bagi perusahaan yang terdesentralisasi untuk menentukan harga transfer antarperusahaan yang akan (1) memotifasi manajer untuk membuat keputusan yang akan memaksimalkan laba unit mereka dan yang sejajar dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, sekaligus (2) memberikan dasar yang sama ketika menilai kinerja manajer dan unit perusahaan.

Kontribusi Akuntansi

Para akuntan manajemen dapat memainkan peranan yang signifikan dalam menghitung keseimbangan (trade-offs) dalam srategi penentuan harga transfer. Tantangan yang dihadapi adalah mempertahankan perspektif global pada saat melakukan pemetaan manfaat dan biaya yang berkaitan dengan keputusan penentuan harga. Pengaruh dari keputusan ini terhadap sistem perusahaan secara keseluruhan harus dilihat terlebih dahulu.
Menghitung sejumlah keseimbangan ini merupakan hal yang sulit mengingat pengaruh lingkungan harus dipertimbangkan dalam satuan kelompok, dan bukan sendiri-sendiri. Dan yang lebih memperumit masalah, seluruh variabel ini berubah secara terus-menerus. Satu hal yang jelas: perhitungan superfisial untuk pengaruh kebijakan penentuan harga transfer terhadap unit individual dalam suatu sistem perusahaan tidak dapat diterima.

Metedologi Penentuan Harga Transfer
Dalam suatu dunia denagn pasar yang sangat kompetitif, tidak akan menjadi masalah besar ketika hendak menrtapkan harga transfer sumber daya dan jasa antarperusahaan. Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Kedua sistem ini sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain. Namun demikian, jarang sekali terdapat pasar eksternal yang kompetitif untuk produk-produk yang ditransfer antarentitas yang berhubungan istimewa tersebut. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga.

Harga Versus Biaya
Penggunaan harga transfer berorientasi pasar memiliki beberapa keuntungan. Harga pasar menunjukan biaya peluang yang ditanggung oleh entitas yang melakukan transfer karena tidak melakukan penjualan kepada pasar eksternal, dan penggunaan metode ini akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan yang langka secara efisien. Sistem harga transfer berbasis biaya dapat menanggulangi kebanyakan kekurangan ini. Lagi pula sistem ini (1) sederhana untuk digunakan,
(2) didasarkan pada data yang langsung tersedia,
(3) mudah untuk dijelaskan kepada otorisasi pajak,
(4) merupakan hal yang rutin dilakukan, sehingga dapat menghindarkan terjadinya friksi internal yang sering terjadi apabila sistem arbitrer digunakan. Tentu saja, sistem penentuan harga transfer berbasis biaya bukannya tanpa kelemahan.







Prinsip Wajar
Kebanyakan didasarkan pada prinsip wajar (arm’s-length principle), yaitu harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antara pihak-pihak yang tidak berhubungan istimewa da pasar kompetitif. OECD mengidentifikasikan beberapa metode yang lebih luas untuk memastikan harga wajar ini. Metode ini adalah (1) metode harga tidak terkontrol yang setara, (2) metode transaksi tidak terkontrol yang setara, (3) metode harga jual kembali, (4) metode biaya plus, (5) metode laba sebanding, (6) metode pemisahan laba, (7) metode lainnya.

1.   Metode Harga Tidak Terkontrol yang Setara
Berdasarkan metode ini, harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independen atau perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan. Metode ini tepat digunakan jika barang tersedia dalam jumlah cukup sehingga penjualan yang dikontrol pada dasarnya sebanding dengan penjualan pada pasar terbuka. Produk berjenis komoditas biasanya menggunakan metode ini untuk transaksi internal.
2.   Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara
Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalti acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.
3.   Metode Harga Jual Kembali
Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independen. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba normal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan. Memutuskan margin yang mrmadai merupakan hal yang sulit jika perusahaan afiliasi pembeli penambahan nilai yang cukup besar terhadap barang yang dialihkan.

4.   Metode Penentuan Biaya Plus
Penentuan biaya plus merupakan pendekatan kerja dari depan di mana suatu peningkatan nilai ditambahkan pada biaya perusahaan afiliasi yang melakukan transfer dalam mata uang lokal. Peningkatan nilai ini umumnya mencakup (1) anggapan biaya pendanaan yang terkait dengan persediaan ekspor, piutang, dan aktiva yang digunakan, dan (2) persentase biaya yang menutupi biaya manufaktur, distribusi, gudang pengiriman internal dan biaya-biaya lain yang terkait dengan operasi ekspor.

5.   Metode Laba Sebanding
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayaran pajak yang menghadapi situasi yang mirim harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu. Dengan demikian, laba antarperusahaan atas transaksi antarpihak berhubungan istimewa harus dapat dibandingakan laba atas transaksi dengan pihak-pihak yang tidak berhubungan istimewa yang terlibat dalam kegiatan bisnis yang serupa pula. Imbalan atas modal yang digunakan (return on capital employed-ROCE) merupakan indikator tingkat laba yang utama.. Bedasarkan pendekatan ini, rasio laba operasi terhadap rata-rata modal yang digunakan oleh suatu entitas acuan dibandingakan dengan ROCE entitas yang dibahas.
            Penerapan metode ini umumnya memerlukan penyesuaian atas perbedaan-perbedaan yang ada antara pihak yang dibandingkan. Faktor-faktor yang memerlukan penyesuaian tersebut adalah kondisi penjualan yang berbeda, perbedaan biaya modal, risiko nilai tukar valuta asing, dan risiko lainnya dan perbedaan dalam praktik pengukuran akuntansi.

6.   Metode Pemisahan Laba
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Pada dasarnya metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa, yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar. Salah satu jenis pendekatan ini, metode pemisahan laba sebanding, membagi laba yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak berhubungan istimewa melalui penggunaan alokasi persentase terhadap total laba yang dihasilkan dari jenis transaksi dan aktivitas sejenis yang dilakukan dengan perusahaan yang tdak dikendalikan.





7.   Metode Penentuan Harga Lainnya
Karena metodologi penentuan harga yang ada tidak selalu mencerminkan keadaan yang mendasari, metodologi tambahan dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat. Aturan metode terbaik yang mengharuskan para pembayar pajak untuk memilih penentuan harga transfer yang terbaik berdasarkan fakta dan keadaan per kasus.
            Langkah-langkah yang membantu penentuan harga transfer;
·         Analisislah risiko yang dihadapi, fungsi yang dijalankan oleh perusahaan afiliasi dan
faktor-faktor penentu ekonomi dan legal yang mempengaruhi penentuan harga.
·         Identifikasikanlah dan analisislah perusahaan dan transaksi yang dijadikan sebagai acuan. Dokumetasikanlah alasan-alasan dibuatnya penyesuaian.
·         Badingkanlah hasil keuangan perusahaan yang sebanding dengan pihak       pembayaran pajak.
·         Jika transaksi yang sebanding ada, perhatikan kemiripan dan perbedaannya dengan transaksi yang dilakukan oleh pembayaran pajak.
·         Dokumentasikanlah mengapa metode penentuan harga terpilih adalah yang paling dapat memadai dan mengapa metode yang lain tidak demikian.
·         Perbaharuilah informasi sebelum melakukan pelaporan surat pajak.

Perjanjian Penentuan Harga Lanjutan
Perjanjian penentuan harga lanjutan (advance pricing agreements-APA) merupakan mekanisme yang digunakan oleh perusahaan multinasional dan otoritas pajak untuk secara sukarela menegosiasikan metodologi penentuan harga transfer yang disepakati dan mengikat kedua belah pihak. Perjanjian ini mengurangi atau menghilangkan risiko audit penentuanharga transfer, menghemat waktu dan uang baik bagi perusahaan multinasional dan otorisasi pajak.







Praktik Harga Transfer
Perusahaan operasi secara nyata berbeda dalam banyak dimensi seperti ukuran, jenis industri, nasionalitas, struktur organisasi, derajat keterlibatan internasional, teknologi, produk atau jasa, dan kondisi daya saing. Oleh karena itu, tidak terlalu mengejutkan apabila berbagai metode penentuan harga transfer dapat ditemukan dalam praktik. Kebanyakan bukti empiris praktik harga transfer didasarkan pada survey lapangan. Karena kebijakan penentuan harga perusahaan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajib dilakukan, maka survey tersebut harus diinterpretasikan secara hati-hati.

Masa Depan
Teknologi dan perekonomian global menimbulkan tantangan tersendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang nendasari perpajakan internasional. Salah satu prinsip ini adalah bahwa setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya sendiri.
            Pemerintah di seluruh dunia mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsipharga wajar. Yaitu, suatu perusahaan multinasional di negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka adalah perusahaan independen yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain.





Daftar pustaka
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.











 

Template by:

Free Blog Templates