AKUNTANSI INTERNASIOANAL
PERENCANAAN DAN KENDALI
MANAJEMEN, MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN, & PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Wahyu
Haryanto (21209395)
Eli
Kurniawan (23209503)
Heriyanto
(24209021)
Rijuha
(24209543)
4 EB 20
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2013
BAB 10
PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN
Persaingan global
yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara
signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal.
Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus-menerus, mata uang
yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas
batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku
bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap
aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit
keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti Internet,
konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi,
distribusi, dan pendanaan. Persaingan
global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategic lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
PEMBUATAN MODEL USAHA
Survei terbaru
menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah
perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model
usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan
evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal
ini mencakup empat dimensi utama.
1. Mengidentifikasikan
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan teknik yang memadai
untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan
untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3. Mengembangkan sumber-sumber data untuk
menditkung pilihan-pilihan strategis.
4. Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu
menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAAN
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu perusahaan
dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem dapat
diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik
pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap
kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Masukan-masukan yang
diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-ukuran yang
digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau untuk
mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan
yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu
manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat keputusan yang
saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya bergantung pada
kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan.
Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang
bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang
diperlukan berasal dari sumber-sumber selain catatan akuntansi.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk
melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam
strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan
formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka
penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih
kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur
modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu
perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan kondisi
ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya memerlukan
pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan risiko
berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya modal
perusahaan. Umumnya, perusahaan
dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan melakukan investasi yang
menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif. Ketika mempertimbangkan pilihan
yang sifatnya saling lepas atau saling tidak bergantung (mutually exclusive),
perusahaan yang rasional akan memilih opsi yang menjanjikan nilai sekarang
bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan
internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam
huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka
mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan
perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang
ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas
data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi
(penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi
tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran; (1) menentukan
pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2) mengukur
ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategic, yang langkah
ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer
harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk menganalisis
kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan
masalah sudut pandang. Haruskah manajer keuangan internasional mengevaluasi
ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar negeri
atau dari sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang
ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan
oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan
pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban
bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs
valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa
tingkat pengembalian dan risiko suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi
dari sudut pandang pemegang saham domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai
lagi karena :
1. Investor dalam induk perusahaan semakin
banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan investasi harus mencerminkan
kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal dari domestik.
3. Pengamatan
juga menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi
jangka panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi
pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian
proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup
konsolidasi.
Solusi yang memadai
adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan
memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan
di lingkungannya. Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok
bagi investasi luar negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan
negara tuan rumah harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan:
satu dari sudut pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang
negara induk perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa
investasi luar negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan
lokal) tidak akan salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang
langka. Evaluasi atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga
memberikan informasi yang bermanfaat bagi induk perusahaan.
Jika suatu
investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan risiko
yang nilainya lebih tinggi dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka
pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di
perusahaan lokal.
MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi
arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Misalkan
untuk keperluan diskusi semata, unit operasi manufaktur Daimler Chrysler di AS
sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas manufaktur di
Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi tersebut dalam
bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank lokal
dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan
mengimpor setengah dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS
dan akan mengekspor setengah dari basil produksinya ke Hungaria. Untuk
mengembalikan dana kepada induk perusahaan, fasilitas Rusia akan membayar
lisensi, royalti untuk penggunaan paten induk perusahaan, dan imbalan jasa
teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dari fasilitas Rusia akan
dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai dividen. Tampilan 10-2 memberikan
gambaran proyeksi arus kas yang perlu diukur.
Metode untuk
mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip
dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban
operasi (yang dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga
sama-sama diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus
dipertimbangkan, antara lain :
1. Arus kas Proyek
versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan
pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh
perubahan harga dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata
uang asing. Jika arus kas dalam mata uang lokal bersifat tetap (yaitu jika
perusahaan Rusia tersebut dalam bentuk investasi obligasi), maka pengukuran
pengaruh kurs akan bersifat langsung. Di sini depresiasi rebel Rusia terhadap
dolar AS mengurangi nilai ekuivalen dolar atas pendapatan bunga di masa depan.
Apabila suatu perusahaan manufaktur yang masih beroperasi menghasilkan laba
dalam mata uang asing, analisis yang dilakukan akan lebih remit. Perubahan kurs
memengaruhi arcs kas operasi bersih. Dengan demikian, pengukuran akuntansi atas
pengaruh kurs terhadap masing-masing jenis aktivitas (seperti penjualan
domestik vs ekspor, biava domestik vs impor dan pengaruh kumulatif terhadap
proyeksi arcs kas) menjadi perlu dilakukan.
Apabila sudut
pandang induk perusahaan yang digunakan, arus kas untuk induk perusahaan jarang
sekali mencerminkan arus kas perusahaan afiliasi luar negeri. Satu-satunya arus
kas yang relevan adalah arus kas yang memiliki konsekuensi langsung terhadap
induk perusahaan.
Sumber utama arus
kas induk perusahaan meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya
lisensi, beban overhead, royalti, harga transfer untuk pembelian dari atau
penjualan kepada induk perusahaan dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran
arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan
repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta
perbedaan pajak.
Perbedaan dalam
prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan
keuangan pro forma dengan dasar lokal ketika mengestimasikan arus kas masa
depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini
berbeda dari aturan yang digunakan di negara asal induk perusahaan, maka dapat
terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas. Perbedaan ini dapat memengaruhi
pajak penghasilan perusahaan dan arus kas.
Dengan demikian,
diperlukan estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs masa depan
yang digunakan untuk mengonversikan arus kas luar negeri ke dalam mata uang
induk perusahaan. Akhirnya,
provisi yang berkaitan dengan pengenaan pajak atas sumber laba luar negeri
harus dipertimbangkan.
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi luar
negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat
diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus
menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian
suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya
modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini
berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan
sebagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah
pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai stuktur modal perusahaan (E + D)
T = tarif
pajak marginal
Tidaklah mudah
untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas
dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan
ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen.
Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada
akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g =
ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, ke dihitung
sebagai berikut ke = Di/Po + g. Meskipun mudah untuk
mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana sahamsaham perusahaan
multinasional tercatat, Sering kali cukup sukar unhik mengukur Di
dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen
bergantung pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Mengukur arus
kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan.Terlebih lagi,
pengukuran tingkat pertumbuhan dividen, suatu fungsi ekspektasi arus kas masa
depan, diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerintah lainnya
dalam transfer dana lintas Batas.
Pertimbangan pajak
lainnya juga berlaku apabila sebuah perusahaan multinasional meminjam dana pada
beberapa pasar modal hear negeri. Tarif pajak kini dan prospektif di
masing-masing pasar luar negeri selama masa pinjaman harus dipertimbangkan.
Status pembayaran bunga yang dapat dikurangkan pajak harus diperiksa lagi,
karena tidak semua otoritas pajak nasional mengakui pengurangan bunga
(khususnya jika pinjaman yang terkait dilakukan antarpihak-pihak yang
berhubungan istimewa). Lagi pula, pengakuan pajak tangguhan, yang timbal pada
saat laba untuk keperluan pajak berbeda dari laba untuk keperluan pelaporan
eksternal, menjadi praktik yang diterima secara umum di banyak negara-negara
industri maju yang menjadi tempat operasi MNC. Karena pajak tangguhan dianggap
sebagai kewajiban tanpa bunga yang perlu dibayar, orang dapat bertanya apakah
pajak tangguhan ini benar-benar merupakan suatu sumber pendanaan tanpa bunga
dan harus dimasukkan dalam menentukan biaya modal. Meskipun gagasan ini
memiliki beberapa masukan berharga, kami tidak menyakini bahwa perhitungan
biaya modal harus memasukkan pajak tangguhan.
Untuk mengimplementasikan
teori penganggaran modal internasional dalam praktik, tidaklah selalu langsung
dan tidak mudah dilaksanakan. Dalam praktik nyata, aspek proses penganggaran
modal yang paling sukar dan paling penting adalah memperoleh informasi yang
akurat dan tepat waktu, khususnya dalam lingkungan internasional, di mana
perbedaan iklim, budaya, bahasa, dan teknologi informasi makin memperumit
masalah ini.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan sistem
informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam
mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan yang dijelaskan di
atas. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasional secara alamiah
lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu negara.
Isu yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan
kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografi, komunikasi
informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer
operasi lokal dengan manajemen kantor pusat." Perkembangan dalam teknologi
informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali,
kerumitan ini.
Kebutuhan informasi
para perencana keuangan regional atau perusahaan berupa baik data operasi
maupun lingkungan. Informasi yang dibutuhkan dari akuntan manajemen di lapangan
bergantung pada seberapa banyak kekuasaan pengambilan keputusan yang dimiliki
oleh para manajer lokal. Semakin besar kekuasaan manajer lokal; semakin sedikit
informasi yang disampaikan kepada kantor pusat.
Tantangan terbesar
yang dihadapi oleh spesialis sistem adalah merancang sistem informasi
perusahaan yang memungkinkan para manajer keuangan untuk memberikan respons
yang tepat terhadap fenomena kompetisi global. Kondisi terus berubah.
Dikarenakan deregulasi pasar dan pengurangan hambatan tarif, perusahaan semakin
mampu untuk memasuki pasar-pasar luar negeri baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui usaha patungan, aliansi strategi, dan bentuk kerja sama
lainnya. Hal ini semakin banyak membuka akses terhadap intensitas kompetisi di
mana perusahaan mengadopsi strategi untuk; (1) melindungi pangsa pasar di
tempat asal, (2) melakukan penetrasi terhadap pasar asal para pesaing untuk
merebut pangsa pasar dan pendapatan mereka, dan (3) mendapatkan pangsa pasar
yang signifikan di pasar utama negara ketiga.
CEO memerlukan
sistem informasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan perencanaan,
koordinasi, dan pengendalian secara efektif terhadap strategi produksi,
pemasaran, dan keuangan di seluruh dunia.
Masalah Informasi
Akuntan manajemen
mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari
pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa
berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan,
manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan,
tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat
penyusunan dan penyampaian tepat waktu. Di sini faktor-faktor lingkungan juga
mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal.
Para manajer di
lingkungan yang berbeda memiliki perbedaan cara untuk menganalisis dan
menyelesaikan masalah, kerangka waktu keputusan dan bersaing dalam kondisi
operasi yang berbeda. Kebutuhan informasi yang berbeda merupakan sebuah konsekuensi
langsung. Dengan demikian, timbul suatu masalah yang mendasar bagi perusahaan
multinasional. Manajer lokal mungkin memerlukan informasi keputusan yang
berbeda dari manajemen kantor pusat. Masalah informasi utama lainnya adalah
pertanyaan mengenai translasi.
INFORMASI MANAJEMEN DAN HIPERINFLASI
Suatu kebiasaan
pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah
dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal
laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih
baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs
pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan
memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam
daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata
uang.
Dalam sebuah pasar
persaingan sempurna, seluruh transaksi dalam mata uang lokal akan dilakukan
secara tunai. Dengan adanya inflasi, timbul keuntungan bagi para pembeli untuk
menunda pembayaran selama mungkin dan bagi para penjual untuk mempercepat
pengumpulan uang. Tanggal pembayaran ditentukan oleh kekuatan kompetitif
pihak-pihak yang bersepakat. Rekomendasi perlakuan pelaporan yang kami berikan menghasilkan
angka-angka pelaporan yang dapat diandalkan, secara ekonomi dapat
diintepretasikan dan simetris dalam artian bahwa transaksi yang secara ekonomis
serupa akan menghasilkan angka-angka laporan keuangan yang serupa ketika
ditranslasikan ke dalam suatu mata uang yang umum. Seseorang dapat mengatakan
bahwa model ini menggunakan akuntansi akrual dengan mentalitas akuntansi tunai.
ISU-ISU DALAM PENGENDALIAN KEUANGAN
Sekali pertanyaan mengenai sistem pendukung strategi dan
informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser kepada bidang yang sama
pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini
juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan para manajer keuangan
untuk:
1. Mengimpelementasikan
strategi keuangan global sebuah MNE.
2. Mengevaluasi
sejauh mans strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
3. Memberikan
motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Sistem pengendalian
manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cars yang paling
efektif dan paling efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan
sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian
melalui; (1) komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam
organisasi, (2) memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3)
mengawasi kinerja, dan (4) mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual
dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian
keuangan yang kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian
pads kegiatan anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. Sistem
pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur
pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan
tujuan manajemen puncak. Dengan demikian, perilaku yang kurang optimal, yang
terjadi apabila sebuah subunit berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan
mengorbankan keseluruhan organisasi, dapat diminimalkan. Sistem pelaporan tepat
waktu yang secara konstan mengawasi masing-masing unit merupakan motivator yang
kuat. Sistem pengendalian yang efisien juga memungkinkan manajemen kantor pusat
untuk mengevaluasi rencana strategi perusahaan dan merevisinya bila diperlukan.
Tugas perencanaan strategis
perusahaan dibantu dengan suatu sistem informasi yang memberikan informasi
kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara signifikan
memengaruhi perusahaan. Akhirnya, sistem pengendalian yang baik memungkinkan
manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para bawahan dengan
memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya atas peristiwa-peristiwa yang
dapat mereka kendalikan.
Jika sebuah sistem
pengendalian yang didesain baik berguna bagi perusahaan satu nasional, maka
sistem ini akan sangat berharga bagi perusahaan multinasional. Sebagaimana yang
berulangkali diamati, kondisi yang memengaruhi keputusan manajemen luar negeri
tidak saja berbeda, tetapi juga secara terus-menerus berubah.
BAB
11
MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN
Tujuan
utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, tingkat suku bunga, komoditas,
harga sekuritas. Resiko yang dihadapi ini disebut sebagai resiko pasar. Disini
resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk:
1. Resiko Likuiditas : timbul karena tidak semua
produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas
Pasar : mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan
harga secara bertahap.
3. Resiko
Kredit : Merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko
tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko
Regulasi : Resiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan
suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko
Pajak : Merupakan resiko bahwa transaksi hedge (lindung nilai) tertentu tidak
dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan.
6. Resiko
Akuntansi : Merupakan peluang suatu transaksi hedge (lindung nilai) tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dihedge.
Alasan
Mengelola Resiko keuangan
1. Untuk menstabilkan ekspektasi arus kas
perusahaan
2. Memungkinkan
perusahaan untuk berkosentrasi pada produksi dan pemasaran
Peranan
Akuntansi
Akuntansi
manajemen memiliki peranan yang penting dalam proses resiko manajemen, yaitu :
1. Mengidentifikasi pengaruh buruk pasar
2. Mengkuantifikasi
keseimbangan yang berhubungan dengan strategi respon resiko alternative
3. Mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu
4. Mencatat
produk hedge (lindung nilai) tertentu dan mengevaluasi efektifitas program
hedge (lindung nilai)
Mengidentifikasi
Risiko Pasar
J.
P. Morgan mengembangkan kerangka dasar untuk mengidentifikasi berbagai jenis
resiko pasar yang disebut dengan kubus pemetaan resiko. Kerangka ini
menunjukkan hubungan berbagai macam resiko pasar terhadap pemicu nilai suatu
perusahaan dan pesaingnya.
Pemicu
nilai ini mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan
utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Resiko pasar mencakup resiko
kurs valuta asing dan suku bunga serta resiko harga komoditas dan sekuritas.
Dimensi ketiga dari kubus pemetaan resiko melihat hubungan antara resiko pasar
dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Penjelasan
:
Baris
pertama kubus eksposur (pengaruh buruk) yang dihadapi mana-jemen yaitu resiko
suku bunga yang mempengaruhi pendapatan perusahaan dengan cara penjualan kredit
yang umumnya ditagih setelah melewati periode tertentu (yaitu 30, 60 atau 90).
Peningkatan
suku bunga sebelum piutang ditagih akan mengurangi imbalan perusahaan dari
penjualan. Penjualan kredit dalam mata uang asing akan menghasilkan pendapatan
yang lebih rendah dari pada yang diharapkan dalam mata uang induk perusahaan
seandainya mata uang asing tersebut kehilangan nilainya sebelum penagihan.
Harga komoditas yang berfluktuasi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan.
Sedangkan
dimensi ketiga kubus pengaruh buruk manajemen melihat bagaimana pengruh buruk
yang dihadapi pesaing (seperti resiko pasar) dapat mempengaruhi perusahaan.
Yang dimana disebut resiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
Menguantifikasi
Penyeimbangan
Peran
lain dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan
yang berkaitan dengan alternative strategi respon resiko. Dimana manajemen
lebih suka untuk mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi dibandingkan
harus melakukan hedge (lindung nilai) apabila biaya perlindungan resiko
dirasakan lebih tinggi dari pada manfaatnya.
Disini
akuntan harus mengukur manfaat dari hedge dan dibandingkan dengan biaya
ditambah biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang yang berasal dari
spekulasi pergerakan pasar.
Mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu
Potensi
terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi resiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi
resiko : translasi dan transaksi.
1. Potensi Resiko Translasi
2. Potensi
Resiko Transaksi
Potensi
resiko translasi
Potensi
resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena
jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan kedalam nilai ekuivalen
mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan
eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba
yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi
resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam
mata uang induk perusahaan berubah. Berdasarkan definisi ini, pos-pos neraca
dalam mata uang asing yang terpapar esiko kurs adalah pos-pos yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini (dan bukan kurs histories). Dengan
demikian, potensi resiko translasi diukur berdasarkan perbedaan antara aktiva
dan kewajiban perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar.
Kelebihan
antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam
mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan
timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi
resiko positif. Devaluasi mata uang asing relative terhadap mata uang pelaporan
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan
keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban
terpapar bersih atau potensi resiko negative apabila kewajiban terpapar
melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revaluasi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Format
pelaporan potensi resiko multi mata uang menawarkan banyak keuntungan bila
dibandingkan format pelaporan mata uang tunggal. Dalam satu sisi informasi yang
disediakan jauh lbih lengkap.
Pos-pos yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini
|
Pos-pos yang
ditranslasikan berdasarkan kurs historis
|
Total Potensi Resiko
|
|||||||
Kategori dalam
laporan laba rugi
|
Mata uang local
(jumlah)
|
Mata uang asing
(jumlah)
|
Kurs konversi
|
Nilai ekuivalen lokal
|
Mata uang local
(jumlah)
|
Mata uang asing
(jumlah)
|
Kurs konversi
|
Nilai ekuivalen lokal
|
|
Pendapatan (menurut
kategori)
Dikurangi :
Biaya Penjualan
(menurut kategori)
|
|||||||||
Laba Kotor
|
|||||||||
Dikurangi :
Beban (menurut
kategori)
Laba sebelum beban bunga
dan pajak
|
|||||||||
Laba sebelum pajak
|
|||||||||
Pajak
|
|||||||||
Laba Bersih
|
|||||||||
Posisi potensi resiko
positif bersih
|
|||||||||
Posisi dilindungi
bersih
|
|||||||||
Posisi tak
terlindungi bersih
|
Laporan
multi mata uang juga memungkinkan induk perusahaan untuk menggabungkan laporan
potensi resiko yang serupa dari seluruh anak perusahaan luar negerinya dan
melakukan analisis secara terus menerus potensi resiko translasi di seluruh
dunia berdasarkan mata uang nasional.
Potensi
resiko transaksi
Potensi
resiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas.
Laporan
potensi resiko transaksi multi mata uang untuk anak perusahaan berisi pos-pos
yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konven-sional tetapi
menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi, seperti kontrak forward
mata uang asing, komitmen pembelian dan
penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Laporan
potensi resiko ini tidak memasukkan pos-pos yang tidak secara langsung
berkaitan dengan transaksi mata uang asing (seperti kas ditangan). Laporan potensi
resiko transaksi juga memiliki sudut pandang yang berbeda dari laporan potensi
resiko translasi. Laporan resiko translasi menggunakan sudut pandang induk
perusahaan.
Potensi
Resiko Akuntansi versus Ekonomi
Penyusunan
laporan arus kas multi mata uang membantu dalam meng-awasi penerimaan dan
pengeluaran kas untuk masing-masing mata uang yang digunakan dalam kegiatan
usaha. Laporan arus kas multi mata uang mene-kankan potensi resiko yang
dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode anggaran yang berlaku. Penerimaan
kas untuk masing-masing mata uang nasional meliputi penerimaan penjualan kredit
sekarang dan yang akan dilakukan di masa depan, penjualan aktiva dan kegiatan
lain yang menghasilkan uang tunai. Pengeluaran kas multi mata uang berupa
pengeluaran untuk kewajiban kini dan yang akan dilakukan di masa depan, jasa
pinjaman, dan pembelian tunai lainnya.
Istilah
potensi resiko ekonomi menunjukkan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi
kompetitif perusahaan dengan mengubah harga masukan dan keluaran perusahaan
relative terhadap harga competitor luar negeri. Potensi resiko ekonomi atau
operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan potensi resiko
translasi atau transaksi. Dengan demikian, pengelolaan atas potensi resiko
semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis
dan bukan taktis. Teknologi yang lebih baru ini mencakup opsi pilihan lindung
nilai berikut ini :
a. Perusahaan dapat memilih untuk lindung nilai
structural yang mencakup pemilihan atau relokasi tempat menufaktur untuk
mengurangi potensi resiko operasi usaha secara keseluruhan. Namun, demikian
tindakan seperti ini mungkin mengorbankan skala ekonomi yang sudah ada, yang
dapat mengurangi perkiraan tingkat imbalan usaha.
b. Induk
perusahaan dapat mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan resiko
dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi resiko yang
dihadapi. Dengan demikian, potensi resiko operasi yang dihadapi perusahaan
secara keseluruhan dapat diminimalkan. Strategi ini memerlukan pengamatan yang
seksama atas hasil operasi masing-masing unit usaha setelah dikoreksi terhadap
pengaruh potensi resiko operasi.
Istilah
potensi resiko ekonomi atau operasi menempatkan beban yang baru pada akuntan
manajemen. Pengukuran potensi resiko operasi yang tepat memerlukan pemahaman
struktur pasar dimana perusahaan dan pesaingnya melakukan kegiatan usaha, serta
pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari nominal). Pengaruh ini sukar untuk
diukur. Karena potensi resiko operasi cenderung berada dalam periode waktu yang
lama, ketidak pastian dalam hal dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan
pada komitmen secara terbuka, maka akuntan harus menyediakan informasi yang
mencakup berbagai fungsi operasi dan periode waktu.
Akuntansi
Untuk Produk Lindung Nilai (HEDGE)
Produk
lidung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang
memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, meng-hilangkan, atau paling
tidak mengalihkan resiko pasar pada pihak lain. Produk ini mencakup antara lain
kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya, tetapi
tidak terbatas hanya pada keempat hal ini.
Isu
akuntansi yang berkaitan dengan produk lindung nilai (hedge) valas berkaitan
dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan berpusat pada apakah
instrument lindung nilai harus diakui sebagai aktiva atau kewajiban didalam
laporan keuangan.
a. Kontrak
Forward Valas
Keuntungan/Kerugian
|
Diskon/Premium
|
|
Transaksi mata uang
asing yang belum terselesaikan
|
Diakui dalam laba
kini
|
Diakui dalam laba
kini
|
Komitmen mata uang
asing yang dapat diidentifikasikan
|
Diakui dalam laba
kini
|
Diakui dalam laba
kini
|
Posisi Aktiva
(Kewajiban) bersih terpapar
|
||
a. Mata uang asing
adalah mata uang fungsional
|
Diungkapkan dalam
komponen ekuitas konsolidasi secara terpisah
|
Perlakuan yang sama
seperti keuntungan/fungsional kerugian terkait, atau laba kini
|
b. Mata uang induk
peusahaan adalah mata uang fungsional
|
Diakui dalam laba
kini
|
Diakui dalam laba
kini
|
Spekulasi
|
Diakui dalam laba
kini
|
N/A
|
Kontrak
forward mengimbangi resiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs
berfluktuasi diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Kontrak
forward juga melindungi nilai antisipasi utang atau piutang dalam mata uang
asing dan dapat digunakan untuk berspekulasi dalam mata uang asing. Kontrak ini
tidak diperdagangkan pada bursa efek. Kontrak forward valuta merupakan
perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang
dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang,
berdasarkan kurs tetap (kurs forward).
Perbedaan
antara kurs forward dan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak menimbulkan
adanya premium (apabila kurs forward > kurs spot) atau diskon (kurs forward
< kurs spot). Kontrak forward juga menimbulkan kerugian atau keuntungan
transaksi apabila kurs pada tanggal transaksi berbeda dari kurs yang berlaku
pada tanggal laporan keuangan.
b. Future Keuangan
Future
merupakan komitmen untuk membeli dan menyerahkan sejumlah mata uang asing pada
suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Future
juga digunakan untuk penyelesaian tunai selain penye-rahan dan dapat dibatalkan
sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak. Perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi
provisi standar yang berkaitan dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan
dinilai berdasarkan nilai pasar. Kerugian atas kontrak future menimbulkan margin
(margin call), sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai. Kontrak ini
juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan
untuk memanfaatkan anomaly jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.
c. Opsi Mata Uang
Opsi
mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put)
suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi)
tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
Pembeli
opsi call membayar premium untuk opsi dan manfaatnya jika harga aktiva yang
mendasari lebih tinggi daripada harga eksekusi pada saat jatuh tempo. Pembeli
opsi put memperoleh manfaat jika harga menurun dibawah harga eksekusi saat
tanggal kadaluarsa.
Opsi
mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Untuk membatasi resiko
penurunan nilai, pembeli dapat memperoleh bull call spread. Strategi
perdagangan ini mencakup membeli call dan secara bersamaan menjual call yang
serupa dengan harga eksekusi yang lebih tinggi. Premium yang dibayarkan atas
eksekusi call yang lebih rendah sebagian akan diimbangi dengan jumlah yang
diterima dari penjualan call yang berharga lebih tinggi. Profit maksimum yang
diperoleh adalah perbedaan antara harga eksekusi dikurangi premium bersih.
Premium bersih sebenarnya adalah angka maksimum kerugian potensial terhadap
selisih (spread), dengan mengabaikan biaya transaksi.
d. Swap Mata Uang
Swap
mata uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang
berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang
sebelum tidak dapat diakses dengan biaya yang relative rendah.
BAB 12
PENETAPAN HARGA TRANSFER
DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Dari seluruh variable lingkugan yang harus diperhatikan
oleh manajer keuangan, hanya variable mata uang asing yang memiliki pengaruh
sama besarnya dengan variable perpajakan. Factor pajak sangat mempengaruhi
keputusan mengenai di mana perusahaan melakukan investasi, bentuk organisasi
apa yang digunakan, bagaimana cara mendanainya, kapan dan di mana untuk
mengakui elemen-elemen pendapatan, beban dan berapa harga transfer yang
dikenakan.
Perpajakn
merupakan beban terbesar bagi kebanyakan usaha. Oleh karenanya, merupakan hal
yang wajar bagi manajemen untuk meminimalkan pajak internasional bila
dimungkinkan; akan tetapi berbeda dengan biaya operasi langsung seperti tenaga
kerja dan bahan mentah, manajemen memiliki pengendalian terbatas terhadap beban
pajak.
Variabel-variabel
ini mencakup perbedaan utama dalam sistem pajak nasional (yaitu bagaimana
Negara mengenakan pajak terhadap usaha yang beroperasi di daerah yuridisnya),
upaya nasional untuk masalah perpajakan ganda (yaitu bagaimana Negara
mengenakan pajak terhadap laa entitas usaha nasional yang bersumber dari luar
negeri.
Konsep
Awal
Konsep ini mencakup istilah netralitas pajak dan ekuitas
pajak. Netralitas pajak berarti bahwa pajak tidak memiliki pengaruh (tatau
netral) terhadap keputusan alokasi sumber daya. Dengan kata lain, keputusan
bisnis di dorong oleh fundamental ekonomi, seperti tingkat imbalan, dan bukan
pertimbangan pajak.Ekuitas pajak berarti wajib pajak yang menghadapi situasi
yang mirip serupa semesinya membayar pajak yang sama, tetapi terdapat ketidak
setujuan antar bagaiman menginterpretasikan konsep ini.
Dalam
kasus ini, laba yang berasal dari luar negeri harus dikenakan pajak dengan
jumlah yang sama dengan perusahaan lain di negara itu, yaitu berdasarkan tarif
pajak negara asing.
Keanekaragaman
Sistem Pajak Nasional
Suatu perusahaan dapat melakukan bisnis internasional
dengan mengekspor barang dan jasa atau dengan melakukan investasi asing
langsung atau tidak langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di negara
yang melakukan impor, karena sulit sekali bagi negara pengimpor untuk
menetapkan pajak yang dikenakan atas eksportir luar negeri.
Macam-Macam
Pajak
·
Pajak Langsung, seperti
pajak penghasilan, midah untuk dikenali dan umumnya diungkapkan pada laporan
keuangan perusahaan.
·
Pajak
Tidak Langsung, seperti pajak
konsumsi, tidak dapat dikenali dengan jelas dan tidak terlalu sering
diungkapkan. Umumnya pajak tidak langsung tersembunyi dalam pos “biaya dan
beban lain-lain”.
·
Pajak
Penghasilan Perusahaan,
mungkin digunakann secara lebih luas untuk menghasilkan pendapatan bagi
pemerintah dibandingkan dengan pajak utama lainnya, dengan kemungkinan
pengecualian untuk bead an cukai.
·
Pajak
Pungutan, adalah pajak yang
dikenakan pemerintah terhadap deviden, bunga dan pembayaran royalty yang
diterima oleh investor asing. Pajak ini umunya dipungut oleh perusahaan
pembayar bunga dari sumbernya, yang kemudian membayarkan hasil pungutan itu
kepada pengumpul pajak di negara asal.
·
Pajak
Pembatalan nilai, merupakan
pajak konsumsi yang ditemukan di Eropa dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan
terhadap nilai tambah dari setiap tahap produksi atau distribusi. Pajak ini
berlaku untuk total penjualan dikurangi dengan pembelian unit penjual
perantara.
·
Pajak
Perbatasan, seperti bea cukai dan bea impor, umumnya ditujukan untuk
menjaga agar barang domestic dapat bersaing dalam harga dengan barang impor.
Dengan demikian, pajak yang dikenakan terhadap impor umumnya dilakukan secara
pararel dan pajak tidak langsung lainnya dibayarkan oleh produsen domestic
barang yang sejenis.
·
Pajak
Transfer, merupakan jenis pajak tidak langsung lainnya. Pajak ini
dikenakan terhadap pengalihan (transfer) objek antar pembayar pajak dan dapat
menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis sepeti struktur
akuisisi.
Beban
Pajak
Banyak pertimbangan
lain yang dapat secara signifikan mempengaruhi beban pajak efktif bagi
perusahaan miltinasional. Perbedaan nasioanal dalam definisi penghasilan kena
pajak juga merupakan hal yang penting.
Misalkan depresiasi.
Dalam teori, sebagian biaya aktiva dikatakan menjadi kadarluarsa jika aktiva
tersebut habisdigunakan untuk memproduksi pendapatan. Apabila dikonsumsi secara
merata dalam setiap periode pelaporan, porsi biaya yang setara umunya
dibebankan pada setiap periode untuk keperluan pelaporan keuangan eksternal.
Pos-pos lain yang
tercatat menjadi sumber perbedaan antar Negara dalam beban pajak efektif
berkaitan dengan overhead social Negara tuan rumah. Untuk menarik investasi
asing, negara-negara industri kurang maju sering kali mengenakan tariff pajak
perusahaan yang lebih rendah dari pada negara-negara industri maju. Namun
demikian, Negara-negara dengan pajak langsung yang rendah memerlukan dana untuk
membiyai pemerintah dan jasa social lainnya seperti halnya negara lain.
Ketika semakin
banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal, banyak pula
negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata, terif pajak
efektif jarang sekali sama dengan tariff pajak nominal. Dengan demikian,
tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antar negara pada tariff pajak
wajib saja.
Sistem
Administrasi Pajak
a.
System Klasik
Pajak penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan pada
tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham. Sebagai contoh, misalkan
suatuinduk perusahaandi Zonalia (suatu negara fiktif) yang dikenakan pajak
penghasilan perusahaan sebesar 33%, menghasilkan laba 100 zonos (z) dan membagi
deviden sebesar 100% kepada pemegang saham tunggal, yang berbeda dalam keranjang
pajak 30%. Pajak efektif yang di bayarkan atas penghasilan perusahaan
ditentukan sebagai berikut:
Laba perusahaan Z100,00
ü
Pajak
penghasilan sebesar 33% 33,00
= Laba bersih
(dan deviden yang dibayarkan) Z 67,00
Deviden Z 67,00
ü
Pajak
penghasilan pribadi sebesar 30% 20,10
= Jumlah bersih
untuk pemegang saham Z 46,90
Total pajak yang di bayarkan atas penghasilan perusahaan
sebesar Z 100:
Pajak
penghasilan Z 33,00
Pajak
penhasilan pribadi 20,10
Total Z 53,10
b.
Sistem
Terintegrasi
Pajak perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa sehingga
mengurangi atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas pendapatan
perusahaan.
c.
Kredit
pajak atau sistem imputasi
Merupakan jenis sistem pajak
terintegrasi yang umum. Berdasarkan sistem ini, pajak dikenakan terhadap
pendapatan perusahaan, tetapi sebagian dari pajak yang di bayarkan dapat
diperlakukan sebagai kredit terhadap pajak penghasilan pribadi jika deviden
dibagikan kepada para pemegang saham.
Asumsikan pula bahwa pemegang saham menerima kredit pajak sebesar 25% dari
deviden yang diterima. Berdasarkan asumsi ini, total pajak yang dibayarkan
ditentukan sebagai berikut:
Pajak Perusahaan Z
100,00
- Pajak
penghasilan sebesar 33% Z 33,00
= Laba bersih dan
deviden yang di bayarkan Z 67,00
Penghasilan deviden untuk pemegang saham Z 67,00
+ Kredit pajak sebesar 25% Z 16,75
= Deviden gross-up Z 83,75
Kewajiban
pajak penghasilan sebesar 30% Z 25,12
- Kredit
pajak Z 16,75
= Pajak dari
pemegang saham Z 8,37
Total pajak yang
di bayarkan atas pendapatan perusahaan sebesar Z100:
Pajak
perusahaan Z 33,00
Pajak penghasilan pribadi 8,37
Total Z 41,37
Contoh ini menggambarkan sistem imputasi parsial di mana pengenaan pajak
berganda hanya dikurangi tetapi tidak di hilangkan. Imputasi penuh
menghilangkan pengenaan pajak berganda.
d.
Sistem
Pemisahan Tarif
Merupakan jenis sistem pajak terintegrasi yang lain, di mana pajak yang
lebih rendah dikenakan atas laba yang dibagikan (yaitu deviden) dan bukan
berdasarkan laba ditahan. Cara lain untuk mengurangi pengenaan pajak berganda
adalah dengan mengecualikan deviden sebesar persentase tertentu dari pengenaan
pajak pribadi, sebagaimana yang dilakukan Jerman sekarang atau dengan
mengenakan pajak deviden berdasarkan tarif yang lebih rendah dari pada tarif
pribadi.
Insentif Pajak Luar Negeri
Negara-negara yang
bermaksud untuk mempercepat perkembangan ekonomi cukup menyadari manfaat bisnis
internasional. Banyak negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi
luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk
biaya aktifa tetap dari proses proses industri baru aau pengampunan untuk
membayar pajak selama beberapa periode waktu (pembebas pajak-tax holiday).
Kompetisi Pajak yang Membahayakan
Organisasi Keja Ekonomi dan Pembangunan (organizatition
for Economic Coorperation and Development-OECD) mencoba untuk menghentikan
kompetisi pajak yang dilakukan oleh beberapa Negara surga pajak. Sebenarnya,
kompetisi pajak itu akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih
efisien. Di sisi lain, kompetisi itu akan berbahaya jika mengalihkan pendapatan
pajak dari pemerintah yang sebenarnyamemerlukan pendapatan tersebut untuk
menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha. OECD secara khusus mengkhawatirkan bahwa negara-negara surga
pajak akan memungkinkan kalangan usaha untuk menghindari atau mencurigai pajak
negara lain. Sebenarnya yang disebut sebagai anak perusahaan plat nama (brass
plate) tidak memiliki pekerjaan nyata yang terkait: Perusahaam terrsebut
tidak memiliki kegiatan yang substansial dan hanya menyalurkan transaksi
keuangan melalui negara surga pajak untuk meghindari pajak negara lain.
Harmonisasi Internasional
Mempertimbangkan
perbedaan sistem pajak di seluruh dunia, harmonisasi kebijakan pajak secara
global akan terlihat cukup bermanfaat. Uni Eropa menghabiskan banyak energi
dalam hal ini karena sedang berupaya untuk menciptakan pasar tunggal.
Pemajakan Terhadap Sumber Laba Dari Luar Negeri Dan
Pemajakan Ganda
Setiap
negara mengklaim hak untuk mengenakan pajak terhadap laba yang dihasilkan di
dalam wilayahnya. Namun demikian, filosofi nasional atas pengenaan pajak
terhadap sumber-sumber dari luar negeriitu berbeda-beda dan ini merupakan hal
yang penting dari sudut pandang seorang perencana pajak. Hal ini mencerminkan
gagasan bahwa beban pajak prusahaan afiliasi luar negeri harus setara dengan
para pesaing lokalnya. Perusahaan afiliasi luar negeri dari perusahaan lokal
dipandag sebagai perusahaan luar negeri yang kebetulan dimiliki oleh penduduk
lokal.
Kredit Pajak Luar Negeri
Berdasarkan
prinsiip pemajakan seluruh dunia, laba luar negeri yang diperoleh sebuah
perusahaan domestik terkena pajak yang dikenakan secara penuh baik di negara
tuan rumah maupun negara asal. Untuk menghindari keengganan kalangan usaha
untuk berekspansi ke luar negeri dan untuk mempertahankan konsep netralitas
luar negeri, tempat domisili induk perusahaan (negara tempat kedudukan) dapat
memilih untuk dapat memperlakukan pajak luar negeri yang di bayarkan sbagai kredit
terhadap kewajiban pajak domestik induk perusahhaan atau deduksi sebagai
pengurang atas penghasilan kena pajak.
Kredit
pajak luar negeridapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan
yang di bayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang
dipungut pada sumbernya, seperti deviden, bunga, dan royaltiyang dikirimkan
kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkirakan jika
jumlah pajak penghasilan luar negeri yang di bayarkan tidak terlampau jelas
(yaitu ketika anak perusahaan luar negeri mengirimkan sebagian laba yang
bersumber dari luar negeri kepada induk perusahaan domestik).
Kredit
pajak tidak langsung luar negeri yang diperbolehkan (pajak penghasilan luar
negeri yang dianggap terbayar) ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Pembayaran deviden (termasuk seluruh
pajak pungutan)
X pajak
asing yang dapat dikreditkan
Laba setelah pajak penghasilan
luar negeri
Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi biaya
internal di antara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk menggeser
laba dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah. Yang paling
umum adalah alokasi beban overhead perusahaan kepada perusahaan afiliasi di
negara-negara dengan pajak tinggi. Alokasi beban jasa tersebut seperti sumber
daya manusia, teknologi dan riset serta pengembangan akan memaksimalkan
pengurangan pajak untuk perusahaan afiliasi di nsgara dengan pajak tinggi.
Lokasi dan Penentuan Harga Transfer
Lokasi sistem
produksi dan distribusi juga menawarkan keuntungan pajak. Dengan demikian
pejualan akhir barang atau jasa dapat disalurkan melalui perusahaan afiliasi
yang berlokasi di wilayah yurisdiksi yang menawarkan kekebalan atau penangguhan
pajak. Alternatif lainnya, suatu perusahaan manufaktur di negara dengan pajak
tinggi dapat memperoleh komponen dari perusahaan afiliasi yang berlokasi di
negara-negara dengan pajak rendah untuk meminimalkan pajak perusahaan untuk
kelompok usaha secara keseluruhan. Elemen yang diperlukan dari strategi
tersebut adalah harga yang digunakan untuk mengalihkan barang dan jasa
antarperusahaan dalam kelompok. Laba bagi sistem perusahaan secara keseluruhan
dapat ditingkatkan dengan menentu harga transfer yang tinggi atas komponen
yang dikirimkan dari anak perusahaan di negara-negara dengan tingkat pajak yang
relatif rendah dan harga transfer rendah atas komponen-komponen yang dikirimkan
dari anak perusahaan yang berada di negara-negara dengan tarif pajak yang
relatif tinggi.
Penentuan
harga transfer telah menarik perhatian seluruh dunia. Pentingnya isu ini
terlihat sangat jelas pada saat kita mengenali bahwa penentuan harga transfer
(1) secara internasional dilakukan pada skala yang relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan kondisi domestik, (2) dipengaruhi olah lebih banyak
variabel bila dibandingkan dengan yang ditemukan pada lingkungan yang sangat
domestik, (3) berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu
industri ke industri lain dan dari satu negara ke negara lain, dan (4)
mempengaruhi hubungan sosial, ekonomi, dan politik dalam entitas usaha
multinasional, dan kadang-kadang seluruh negara. Penentuan harga transfer
merupakan masalah pajak internasional terpenting yang dihadapi MNC dewasa ini.
Penentuan Harga Transfer Internasional: Variabel Yang
Rumit
Kebutuhan untuk
penentuan harga transfer muncul apabila barang dan jasa dipertukarkan di antara
unit-unit organisasi dalam perusahaan yang sama. Harga transfer menempatkan
nilai moneter terhadap pertukaran antarperusahaan yang terjadi di antara unit
operasi dan merupakan pengganti harga pasar. Pada umumnya, harga transfer
dicatat sebagai pendapatan oleh satu unit dan biaya oleh unit lainnya.
Perusahaan multinasional terhadap sejumlah pengaruh lingkungan yang menciptakan
sekaligus menghancurkan peluang untuk meningkatkan laba perusahaan melalui
penentuan harga transfer. Sejumlah variabel seperti pajak, tarif, kompetisi,
laju inflasi, nilai mata uang, pembatas atas transfer dana, risiko politik, dan
kepentingan sekutu usaha patungan sangat memperumit keputusan penentuan harga
transfer ini. Bedasarkan masalah-masalah ini, keputusan penentuan harga
transfer umumnya mencakup banyak penghapusan, yang sering kalitidak dapat
diramalkan atau terhitung.
Faktor Pajak
Kecuali jika
dibatalkan oleh undang-undang, laba perusahaan dapat ditingkatkan dengan
menentukan harga transfer untuk mengalihkan laba dari anak perusahaan yang
terdapat di negara-negara dengan tarif pajak tinggi ke anak perusahaan yang
berdomisili di negara-negara dengan tarif rendah.
Pada dasarnya menentukan bahwa transfer
antarperusahaan didasarkan pada harga transaksi wajar. Harga transaksi
yang wajar merupakan harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak
berhubungan istimewa untuk barang-barang yang sama atau serupa yang dapat
diterima adalah (1) metode penentuan harga tidak terkontrol yang sebanding, (2)
metode penentuan harga jual kembali, (3) metode penentuan harga biaya plus dan
(4) metode penilaian harga lainnya.
Faktor Tarif
Tarif yang
dikenakan untuk barang-barang impor juga mempengaruhi kebijakan penentuan harga
transfer perusahaan multinasional. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang
melakukan ekspor kepada anak perusahaan yang berdomisili di negara dengan tarif yang tinggi dapat mengurangi penerapan
tarif denagn merendahkan harga barang dagangan yang dikirimkan.
Sebagai
tambahan atas keseimbangan yang diidenfikasi, perusahaan multinasional harus
mempertimbangkan biaya dan manfaat tambahan, baik eksternal maupun internal.
Secara eksternal, sebuah MNC harus menghadapi tiga otoritas pajak yang bersaing
dengan petugas bea cukai negara pengimpor dan administrator pajak penghasilan
negara pengekspor dan pengimpor. Tarif pajak tinggi yang dibayarkan oleh importer
akan menghasilkan dasar pajak penghasilan yang lebih rendah. Secara internal,
perusahaan harus mengevaluasi manfaat dari rendahnya (tingginya) pajak
penghasilan di negara pengimpor dibandingkanbea masuk yang lebih tinggi
(rendah), serta pajak penghasilan potensial yang lebih tinggi (rendah) yang
dibayarkan oleh perusahaan di negara pengekspor.
Faktor Daya Saing
Untuk memfasilitast
pendirian anak perusahaan di luar negeri, induk perusahaan dapat memasok
bahan-bahan mentah kepada anak perusahaan yang ditagih dengan harga yang
rendah. Subsidi harga ini dapat dihapuskan secara bertahap seiring dengan
menguatnya posisi perusahaan afiliasi luar negeri. Demikian juga halnya, harga
transfer yang lebih rendah dapat digunakan untuk melindungi operasi yang sedang
berjalan dari pengaruh kompetisi luar negeri yang semakin meningkat pada pasar
setempat atau pasar lainnya.
Pertimbangan daya saing seperti itu harus diseimbangkan terhadap banyak
kerugian yang berakibat sebaliknya. Harga transfer untuk alasan-alasan
kompetitif dapat mengundang tindakan anti-trust oleh pemerintah negara
rumah atau tindakan balasan oleh para pesaing lokal. Secara internal, subsidi
harga sebenarnya hanya memberikan manfaat yang sedikit untuk meningkatkan cara
berfikir kompetitif di dalam pikiran para manajer yang perusahaannya mendapatkan
manfaat dari subsidi ini.
Risiko Lingkungan
Kerugian potensial
yang timbul dari risiko devaluasi mata uang yang dihadapi dapat dihindari
dengan mengalihkan dana kepada induk perusahaan (perusahaan afiliasi terkait)
dengan menggunakan harga transfer yang telah disesuaikan dengan inflasi.
Melalui kontrol valuta asing (yaitu pemerintah membatasi jumlah valuta asing
yang tersedia untuk mengimpor barang tertentu), harga transfer yang berkurang
atas barang-barang impor akan menyebabkan perusahaan afiliasi yang terpengaruh
oleh kontrol itu memiliki keinginan lebih banyak melakukan impor.
Faktor Evaluasi Kinerja
Kebijakan harga
transfer juga dipengaruhi oleh mereka terhadap perilaku manajemen dan sering
kali merupakan penentu kinerja perusahaan yang utama. Sebagai contoh, jika misi
dari sebuah perusahaan afiliasi luar negeri adalah untuk menyediakan
perlengkapan bagi keseluruhan sistem perusahaan, maka harga transfer yang tepat
akan memungkinkan manajemen perusahaan untuk memberikan aliran laba yang stabil
kepada perusahaan yang dapat digunakan dalam perbandingan kinerja. Namun
demikian akan sulit bagi perusahaan yang terdesentralisasi untuk menentukan
harga transfer antarperusahaan yang akan (1) memotifasi manajer untuk membuat
keputusan yang akan memaksimalkan laba unit mereka dan yang sejajar dengan
tujuan perusahaan secara keseluruhan, sekaligus (2) memberikan dasar yang sama
ketika menilai kinerja manajer dan unit perusahaan.
Kontribusi Akuntansi
Para akuntan
manajemen dapat memainkan peranan yang signifikan dalam menghitung keseimbangan
(trade-offs) dalam srategi penentuan harga transfer. Tantangan yang
dihadapi adalah mempertahankan perspektif global pada saat melakukan pemetaan
manfaat dan biaya yang berkaitan dengan keputusan penentuan harga. Pengaruh
dari keputusan ini terhadap sistem perusahaan secara keseluruhan harus dilihat
terlebih dahulu.
Menghitung sejumlah
keseimbangan ini merupakan hal yang sulit mengingat pengaruh lingkungan harus
dipertimbangkan dalam satuan kelompok, dan bukan sendiri-sendiri. Dan yang
lebih memperumit masalah, seluruh variabel ini berubah secara terus-menerus.
Satu hal yang jelas: perhitungan superfisial untuk pengaruh kebijakan penentuan
harga transfer terhadap unit individual dalam suatu sistem perusahaan tidak
dapat diterima.
Metedologi Penentuan Harga Transfer
Dalam suatu dunia
denagn pasar yang sangat kompetitif, tidak akan menjadi masalah besar ketika
hendak menrtapkan harga transfer sumber daya dan jasa antarperusahaan. Harga
transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Kedua
sistem ini sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain. Namun demikian, jarang
sekali terdapat pasar eksternal yang kompetitif untuk produk-produk yang
ditransfer antarentitas yang berhubungan istimewa tersebut. Pengaruh lingkungan
atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi
penentuan harga.
Harga Versus Biaya
Penggunaan harga
transfer berorientasi pasar memiliki beberapa keuntungan. Harga pasar
menunjukan biaya peluang yang ditanggung oleh entitas yang melakukan transfer
karena tidak melakukan penjualan kepada pasar eksternal, dan penggunaan metode
ini akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan yang langka secara
efisien. Sistem harga transfer berbasis biaya dapat menanggulangi kebanyakan
kekurangan ini. Lagi pula sistem ini (1) sederhana untuk digunakan,
(2) didasarkan pada data yang langsung tersedia,
(3) mudah untuk dijelaskan kepada otorisasi pajak,
(4) merupakan hal yang rutin dilakukan, sehingga dapat
menghindarkan terjadinya friksi internal yang sering terjadi apabila sistem
arbitrer digunakan. Tentu saja, sistem penentuan harga transfer berbasis biaya
bukannya tanpa kelemahan.
Prinsip Wajar
Kebanyakan
didasarkan pada prinsip wajar (arm’s-length principle), yaitu harga
transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antara
pihak-pihak yang tidak berhubungan istimewa da pasar kompetitif. OECD
mengidentifikasikan beberapa metode yang lebih luas untuk memastikan harga wajar
ini. Metode ini adalah (1) metode harga tidak terkontrol yang setara, (2)
metode transaksi tidak terkontrol yang setara, (3) metode harga jual kembali,
(4) metode biaya plus, (5) metode laba sebanding, (6) metode pemisahan laba,
(7) metode lainnya.
1. Metode Harga
Tidak Terkontrol yang Setara
Berdasarkan metode
ini, harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam
transaksi setara antara perusahaan yang independen atau perusahaan dengan pihak
ketiga yang tidak berkaitan. Metode ini tepat digunakan jika barang tersedia
dalam jumlah cukup sehingga penjualan yang dikontrol pada dasarnya sebanding
dengan penjualan pada pasar terbuka. Produk berjenis komoditas biasanya
menggunakan metode ini untuk transaksi internal.
2. Metode Transaksi
Tidak Terkontrol yang Setara
Metode ini
diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini
mengidentifikasikan tingkat royalti acuan dengan mengacu pada transaksi yang
tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan.
Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung
pada perbandingan pasar.
3. Metode Harga
Jual Kembali
Metode ini
menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan
atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independen. Margin yang
memadai untuk menutup beban dan laba normal kemudian dikurangkan dari harga ini
untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan. Memutuskan margin yang mrmadai
merupakan hal yang sulit jika perusahaan afiliasi pembeli penambahan nilai yang
cukup besar terhadap barang yang dialihkan.
4. Metode
Penentuan Biaya Plus
Penentuan biaya
plus merupakan pendekatan kerja dari depan di mana suatu peningkatan
nilai ditambahkan pada biaya perusahaan afiliasi yang melakukan transfer dalam
mata uang lokal. Peningkatan nilai ini umumnya mencakup (1) anggapan biaya
pendanaan yang terkait dengan persediaan ekspor, piutang, dan aktiva yang
digunakan, dan (2) persentase biaya yang menutupi biaya manufaktur, distribusi,
gudang pengiriman internal dan biaya-biaya lain yang terkait dengan operasi
ekspor.
5. Metode Laba
Sebanding
Metode ini
mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayaran pajak yang menghadapi
situasi yang mirim harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa
periode waktu tertentu. Dengan demikian, laba antarperusahaan atas transaksi
antarpihak berhubungan istimewa harus dapat dibandingakan laba atas transaksi
dengan pihak-pihak yang tidak berhubungan istimewa yang terlibat dalam kegiatan
bisnis yang serupa pula. Imbalan atas modal yang digunakan (return on
capital employed-ROCE) merupakan indikator tingkat laba yang utama..
Bedasarkan pendekatan ini, rasio laba operasi terhadap rata-rata modal yang
digunakan oleh suatu entitas acuan dibandingakan dengan ROCE entitas yang
dibahas.
Penerapan metode ini umumnya memerlukan
penyesuaian atas perbedaan-perbedaan yang ada antara pihak yang dibandingkan.
Faktor-faktor yang memerlukan penyesuaian tersebut adalah kondisi penjualan
yang berbeda, perbedaan biaya modal, risiko nilai tukar valuta asing, dan
risiko lainnya dan perbedaan dalam praktik pengukuran akuntansi.
6. Metode
Pemisahan Laba
Metode ini
digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Pada dasarnya metode ini
mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak
berhubungan istimewa, yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang
wajar. Salah satu jenis pendekatan ini, metode pemisahan laba sebanding, membagi
laba yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak berhubungan istimewa melalui
penggunaan alokasi persentase terhadap total laba yang dihasilkan dari jenis
transaksi dan aktivitas sejenis yang dilakukan dengan perusahaan yang tdak
dikendalikan.
7. Metode
Penentuan Harga Lainnya
Karena metodologi
penentuan harga yang ada tidak selalu mencerminkan keadaan yang mendasari,
metodologi tambahan dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang
lebih akurat. Aturan metode terbaik yang mengharuskan para pembayar pajak untuk
memilih penentuan harga transfer yang terbaik berdasarkan fakta dan keadaan per
kasus.
Langkah-langkah yang membantu penentuan
harga transfer;
·
Analisislah
risiko yang dihadapi, fungsi yang dijalankan oleh perusahaan afiliasi dan
faktor-faktor
penentu ekonomi dan legal yang mempengaruhi penentuan harga.
·
Identifikasikanlah
dan analisislah perusahaan dan transaksi yang dijadikan sebagai acuan.
Dokumetasikanlah alasan-alasan dibuatnya penyesuaian.
·
Badingkanlah
hasil keuangan perusahaan yang sebanding dengan pihak pembayaran pajak.
·
Jika
transaksi yang sebanding ada, perhatikan kemiripan dan perbedaannya dengan transaksi
yang dilakukan oleh pembayaran pajak.
·
Dokumentasikanlah
mengapa metode penentuan harga terpilih adalah yang paling dapat memadai dan
mengapa metode yang lain tidak demikian.
·
Perbaharuilah
informasi sebelum melakukan pelaporan surat pajak.
Perjanjian Penentuan Harga Lanjutan
Perjanjian
penentuan harga lanjutan (advance pricing agreements-APA) merupakan
mekanisme yang digunakan oleh perusahaan multinasional dan otoritas pajak untuk
secara sukarela menegosiasikan metodologi penentuan harga transfer yang
disepakati dan mengikat kedua belah pihak. Perjanjian ini mengurangi atau
menghilangkan risiko audit penentuanharga transfer, menghemat waktu dan uang
baik bagi perusahaan multinasional dan otorisasi pajak.
Praktik Harga Transfer
Perusahaan operasi
secara nyata berbeda dalam banyak dimensi seperti ukuran, jenis industri,
nasionalitas, struktur organisasi, derajat keterlibatan internasional,
teknologi, produk atau jasa, dan kondisi daya saing. Oleh karena itu, tidak
terlalu mengejutkan apabila berbagai metode penentuan harga transfer dapat
ditemukan dalam praktik. Kebanyakan bukti empiris praktik harga transfer
didasarkan pada survey lapangan. Karena kebijakan penentuan harga perusahaan
sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajib dilakukan, maka survey tersebut
harus diinterpretasikan secara hati-hati.
Masa Depan
Teknologi dan
perekonomian global menimbulkan tantangan tersendiri bagi banyak
prinsip-prinsip yang nendasari perpajakan internasional. Salah satu prinsip ini
adalah bahwa setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri
seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha
yang ada di dalam wilayahnya sendiri.
Pemerintah di seluruh dunia mengharuskan
metode penentuan harga transfer pada prinsipharga wajar. Yaitu, suatu
perusahaan multinasional di negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka
adalah perusahaan independen yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain.
Daftar pustaka
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International
Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.